Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Sunday, June 4, 2017

Kardio 8: Tak Peduli Hujan, Silaturrahim Wajib Di"budhal"kan

PROLOG
Halo-halo hai, pembaca nyadar nggak kalau Kardio skip satu hari? Hihihi, sesuai yang aku pernah tulis di Kardio awal kemarin, bahwa memang niatnya ingin rutin setiap hari produce tulisan Kisah Ramadhan di Negeri Orang, tapi apa daya ternyata kesibukan lah yang membuat jemari ini tak mampu menyentuh keybord selama lebih dari 24 jam. Termasuk kesibukan yang satu ini, jadi doakan saja KARDIO bisa terus release secara intens (meski tak setiap hari) selama Ramadhan 1438 Hijriyah ini ya, agar manfaatnya (jika ada) tidak terputus begitu saja.

Kesibukan  apa tuuuuh?
Yuk diawali dulu dengan kutipan ayat berikut,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ - 47:22

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ - 47:23
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka."
(QS. Muhammad/47: 22-23)
Tuh, peringatannya sangat keras di Al Qur'an, bahwa memutuskan hubungan kekeluargaan (silaturrahim) adalah termasuk sesuatu yang dilaknat Allah SWT. Selaras kan dengan penutup Kardio 7 yang lalu tentang habluminannas? Jadi ulasan hari ini adalah lanjutan dari ulasan sebelumnya, bahkan bukti konkretnya. "Pentingnya hubungan manusia dengan manusia membuat kita disebut sebagai makhluk sosial", dari sejak jaman mendengarkan keterangan guru Sosiologi di kelas X SMA hingga saat ini, kalimat itu lah yang terngiang-ngiang di kepala. Bagaimana tidak, setiap hari kita selalu dipertemukan dengan manusia-manusia lain di sekitar kita, baik keluarga, teman, calon keluarga, dan sebagainya.

Nah, lalu apa hubungannya kekeluargaan dengan ulasan kali ini?

Oh iya, daripada berlama-lama, yuk disaksikan dulu cuplikan video berikut:


Gimana? Udah mulai bisa menebak ke mana arah ulasan kali ini?
Jadi gini sih, kemarin itu kebetulan ada berbagai macam acara yang bentrok dalam satu hari. Rencana awal yang jauh-jauh hari diatur olehku dan juga pak L. Tri Wijaya (ketua umum PPI Taiwan) adalah kami menghadiri pelantikan ketua PPI Hsinchu. Akan tetapi ternyat H-beberapa hari dari kemarin, datanglan undangan khusus dari PPI CYCU (di Zhongli juga ini, kampus tetangga berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari puncak bukit NCU), untuk menghadiri pelantikan ketua PPI kampusnya dan juga menghadiri ifthar bersama yang diadakan oleh mahasiswa Muslim CYCU. Dan karena agenda ke Hsinchu harus tetap berjalan juga, sehingga agenda ke CYCU dititipkan ke aku sebagai representatif dari PPI Taiwan yang diundang.

Hujan lebat sejak pagi, membuat aku, pak Anif (gubernur FORMMIT Utada), pak Yuke (vice head of Internal Affairs dari NCU Muslim Club, sekaligus ustadz andalan NCU yang diundang untuk mengisi di tausyiah saat ifthar di CYCU), beserta beberapa kawan-kawan lain yang ikut serta di acara tersebut, harus berbekal payung dan menggulung celana saat menunggu bus di halte main gate. Hampir 50 menit kami menunggu bus, setelah ditolak olah bus pertama yang melintasi halte, karena penuh dengan wisudawan dan mahasiswa yang pulang kampung. Maklum lah, seharian memang ada perayaan graduation day di kampusku, yang bertepatan juga dengan ritual mahasiswa saat weekend, di manapun berada.

Gambaran acaranya sudah jelas kan ya di video? Ya begitulah perjuangan kami dalam menjangkau sebuah tali silaturrahim. Meski menembus hujan, dan dengan usaha-usaha yang tak biasa, inshaAllah akan selalu kami kejar. Demi sebuah ikatan persaudaraan antar umat Islam, dan juga antar mahasiswa Indonesia di perantauan, yang jauh dari sanak saudara. Jika bukan kita yang berusaha merekatkan, lalu akan hidup dengan siapa kita di masa depan? Wong usaha semacam ini lho juga investasi link untuk keberlanjutan kehidupan kita di Indonesia nanti. Siapa tahu kan kawan kita yang duduk bersebelahan di bus, atau berdiri di antrian bus bersama kita kelak adalah rektor suatu kampus, atau juga pemilik perusahaan ternama dan tersohor. Belum lagi kalau ternyata di akhirat nanti mereka masuk ke dalam jannah dan tidak menemukan kita di sana (naudzubillah mindzalik), setidaknya mereka bisa memohonkan ampunan untuk kita, para sahabat yang pernah mengawalnya ke sebuah majelis ilmu untuk bisa diangkat bersama mereka, ke dalam surga-Nya.

Akhirul kalam, selamat menjalankan ibadah puasa menjelang berakhirnya 10 hari pertama!!!

bonus pict: (dari kiri) ketua PPI CYCU yang baru, ketua PPI NCU yang baru,
aku, dan former ketua PPI CYCU
EPILOG
Oh iya, tadi kesebut dikit ya tentang wisudaan. Jadi di hari kemarin itu ada satu acara lagi yang nggak kesebut yaitu foto-foto bersama para wisudawan NCU dari Indonesia. Tepatnya acara itu diadakan di G14 green room karena memang rencana awal di main gate tak feasible dilakukan. Dan jujur, di momentum seperti inilah aku "malas" hadir. Mengapa demikian? Karena sampai saat ini belum pernah merasakan memakai toga dan topi wisuda di saat hari wisuda (-ku sendiri), tahu apa sebabnya? Jika penasaran mungkin kalian bisa menuju ke sini. Akan tetapi ternyata agenda silaturrahim kali ini memaksaku bertemu dengan mas Hanas di G14, yang mau tak mau aku harus menepis ke"malas"anku sendiri, yang sebenarnya merupakan interpretasi dari "sedih dan sakit hati" yang kutimbulkan sendiri. Tapi apalah daya, egoisme harus dikalahkan demi 1) Menjaga silaturrahim dengan mas mbak wisudawan dan wisudawati untuk memberikan penghargaan di hari wisuda mereka, dengan hadir ke perayaannya; 2) Menemui mas Hanas dan mengajaknya berangkat menuju CYCU.

Di sana sama sekali aku tak ingin berfoto, niat awalku sudah bulat, karena memang sisi egois ini masih terbawa. Tapi ternyata ada satu orang cewek imut (asik asik, abis ini ada yang ge-er) yang menghampiriku, dan dengan tiba-tiba mengarahkan front camera ke arah wajah kita berdua. Hmm, sekali lagi egoisme harus kalah dengan sesuatu yang lebih penting. Akhirnya, satu foto ini ter-capture:

Hasil selfie sama mbak supervisor katering yang setia banget bimbing successor-nya,
mbak April ini udah baik imut lagi, tapi sayang udah taken guys...
Hahaha, nyambung dari captionnya ya, jadi buat para pembaca yang masih single jangan mengharap ya, mbak imut ini udah punya calon. Anyway, aku seneng lah meski cuma satu dan (diawali) dengan terpaksa, setidaknya ada foto wisudaan tahun 2017 mas mbak PPI NCU yang bisa dikenangan selama jadi mahasiswa di sini. FYI aja sih ya, mbak April ini termasuk salah satu pembaca setia Kardio dan seri-seri lain dari coretan-coretanku lho, baik yang tersemat di blog ini maupun media lain. Terima kasih mbak April :)

Finally, for the last speech SELAMAT WISUDA mas mbak semua!!!

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???