Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Sunday, November 27, 2011

Prolog

Siang yang terik,
sekilas tak tampak akan ada hal yang menyenangkan hari ini,
berawal pagi tadi saat aku terbangun pukul 03.30 a.m
membangunkanmu dengan sebuah pesan singkat melalui ponsel,
kubasuh tubuhku seraya mengingat diriMu, sang Khalik
berserah diri dan bersujud, bersimpuh keharibaanMu...
hingga mata ini tak sanggup lagi untuk menahan beratnya rasa kantuk,
hingga waktu menunjukkan pukul 05.30 a.m
kembali aku menghadapMu, dalam sebuah kesakralan fajar.

Tepat pukul 06.55 a.m aku meninggalkan rumah dengan meminjam separuh sayap malaikat,
melaju dengan kecepatan tak kurang dari 50 km/jam
menuju sebuah tempat di mana otakku akan menerima sebuah cabang ilmu,
yang mempelajari tentang segala sesuatu yang tak nampak di dalam penglihatan biasa,
tetapi selalu ada di sekitar kita,
ah, tak begitu penting lah apa itu...
Yang pasti pagi ini aku menimba ilmu,

tepat pukul 09.15 a.m aku pulang dengan sejuta pertanyaan,
apakah yang akan terjadi setelah ini?
sesaat setelah aku usai menjemput seseorang yang lahir dari rahim ibu yang sama, 5 tahun sebelum aku dilahirkan.
setibanya di rumah, aku segera memegang sebuah alat pengaduk,
memutar-mutarnya di atas sebuah adonan,
tak kurang dari satu setengah jam adonan pun berubah menjadi sebuah kue,
kumasukkan ke dalam sebuah kotak, yang akan aku bawa ke suatu tempat setelah ini....

Siang ini entah kenapa tak terasa sepanas biasanya,
meskipun aku mendengar banyak sekali orang mengeluh tentang terik matahari yang menyengat,
jeans biru tua, kaos merah bata dan jacket yang melekat di tubuhku mungkin telah membuatku terlalu nyaman,
tapi apa hanya kerena itu?
sepertinya tidak,
aku melaju dengan kendaraan bermotor dengan kecepatan tak lebih dari 45 km/jam,
khawatir jika kotak yang kubawa akan terkoyak.
Setibanya di sebuah rumah di Jalan Sawunggaling bernomor 77,
aku menghentikan motor,
Kuucap sebuah kata sapaan salam,
tak seorangpun menjawab,
tak berapa lama ada seorang perempuan paruh baya yang keluar dari pintu samping rumah,
kuucapkan salam sekali lagi,
tampak dari wajahnya bahwa kedatanganku seperti seorang tamu yang sudah tak asing lagi berkunjung,
maklum saja, salah satu penghuninya adalah seorang gadis yang telah berhasil membuat perasaanku tak menentu,
Pintu utama terbuka,
aku yang memang dipersilakan, segera duduk di ruangan di mana biasanya aku selalu berada saat berkunjung ke rumah itu,
Aku menunggu, sedikit bosan memang...
Tapi dari dalam muncul seorang wanita tua yang menyapaku dengan ramah,
dan bahkan menawariku untuk berkunjung ke rumahnya,
karena cucunya, gadis yang menjadi alasan aku berkunjung ke rumah itu, sedang berada di sana.
sebentar setelah itu, kau pun keluar...
Berbalut kaos bergaris hitam putih, jeans biru gelap dan kerudung abu - abu,
kau terlihat menawan, dan senyummu pun menghiasi wajah manis yang kau miliki,
Ah, terlalu memuji nanti kau kira aku menggombal,
Tanpa basa - basi, kau duduk tepat di sudut 45 derajat dari pandangan di temppat dudukku,
persis seperti apa yang kau lakukan setiap kali aku berkunjung ke rumahmu,
Dan hening berhasil membuka pembicaraan antara aku dan kamu,
tentang cabang ilmu yang pagi tadi aku pelajari, tetapi dengan jenjang yang berbeda,
kau bilang sulit, memang benar, untuk jenjang yang kau jalani, itu sulit.
Tapi kucoba menjelaskannya padamu, entah itu berguna atau tidak,
dan tiba - tiba aku teringat tentang bahan pembicaraan sebuah pesan singkat dari orang asing yang berada di dalam inbox ponselku,

Kuperlihatkan padamu, kau pun tersenyum...
Aku ikut senyum, karena dengan memandangmu tersenyum saja aku merasa senang berada di sisimu,
kau berlanjut dengan memandang seorang gadis yang terpampang di walpaper ponsel yang kau pegang,
yang tak lain adalah foto dirimu sendiri,
kau memintaku untuk menggantinya,
dan aku menolak, karena itulah salah satu motivasi terbesarku,
canda, tawa, hening, dan saling pandang,
mewarnai momen itu,
kau tak secanggung sebelumnya ketika kita beradu pandang,
kulihat senyum manis di wajahmu,

Tanpa terasa adzan Dhuhur pun memecah keheningan yang terjadi,
aku kembali didaulat sebagai imam oleh ibumu,
sujudku padaNya di sana seraya membawaku pada sebuah do'a,
agar aku dapat merasakan momen ini kelak,
bersamamu, bersama anak - anak kita,
di dalam sebuah keluarga...
Dan setelah sejenak aku memanjatkan doa tentang masa depanku, dan tentang kita,
aku kembali ke ruangan di mana kita berada tadi,
Kau kembali dengan hening dan senyuman,
dan aku pun yang harus memulai tentang pembahasan terakhir yang menjadi topik sebelumnya
tak lama setelahnya, ibumu memanggil untuk menyediakan hidangan makan siang yang diperuntukkan untuk kita,
Seperti layaknya candle light dinner, hanya saja ini lunch...
kau duduk tepat di depanku, terkadang saling pandang,
dan terkadang juga terpaku dalam lamunan,
di ruang makan di dalam rumahmu,

Tak usah terlalu banyak diceritakan,
mungkin akan lama jika semuanya tertulis secara detail,
dan mungkin juga membosankan,
Pembicaraan dan canda tawa itu kembali menenggelamkanku di dalam sebuah momen indah,
hari ini,
bersamamu,
halus tanganmu dan jari jemarimu, senyummu, suaramu, juga canda tawa kita,
mungkin hanya akan terjadi hari ini,
tapi rasaku, tak akan berpaling,
darimu...
Jika kau tetap seperti ini, tetap menjadi malaikat kecilku,
malaikat misterius yang membuat jantungku berdetak saat kutatap mata indahmu,
Karena kepercayaan dan kesetiaan akan mendasari setiap hubungan,
kuharap aku dan kamu menjadi simbol keduanya,

"Aku akan kembali, di saat di mana kau mau menungguku hingga saat aku kembali nanti"
My mysterious cute Angel
^^

Wanna support???