Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Friday, July 13, 2012

Arah Takdir sang Jarum tak selalu ke dalam Vena.

Perlakuan tentang hidup,
banyak yang awalnya sangat bersemangat, sangat optimis tentang apa yang akan terjadi di kehidupannya,
rencana masa depan, cita - cita dengan satu jalan tanpa cabang,
dan tujuan akhir yang sempurna tanpa cacat.

Semakin berjalan mendekati akhir,
hidup yang berputar membawanya untuk semakin mendekati tujuan akhir perjalanannya,
tampak sangat indah dengan semangat yang membara,
harapan membumbung tinggi dan tak terbendung lagi.
Segala upaya dilakukan, dengan sekuat tenaga,
baik secara fisik maupun rohani.

Semuanya terasa semakin dekat dan dekat,
sampai akhirnya pintu keberhasilannya pun hampir terbuka,
tapi sekali lagi, itu bukan pintu yang ia harapkan,
karena itu bukan pintu yang merupakan tujuan akhir perjalanannya.

Seorang anak manusia yang tak kenal menyerah terus berjalan melewati pintu - pintu yang seolah tanpa ujung,
bercabang, penuh persimpangan,
menyesakkan dada, membingungkan, dan memicu keputusasaan,
karena tampak panjang dan tak berujung.

Di mana ada ujung, disitulah dimulai lagi, sebuah perjalanan yang kembali menghasilkan ujung,
yang seolah sangat menjanjikan,
sangat meyakinkan dengan hiasan pintu berkilau emas,
tanda sebuah kepuasan sesaat.

Tak bertemu seorangpun yang mampu membuatnya bangkit,
hanya motivasi dari diri sendiri,
dan pembakaran tentang kenangan masa lalu yang memaksanya untuk terus berlalu,
tanpa memikirkan apa yang akan ia hadapi nanti,
hanya berjalan dan berjalan, juga terkadang berlari,
dari pintu satu ke pintu lain,
dari percabangan satu ke persimpangan yang lain.

Hanya berputar di dalam pikirannya sendiri,
melewati rintangan demi rintangan yang tak mudah dihadapi,
dan terkadang membuatnya frustrasi.
Terbengkalai tanpa arah di tengah padang ketidakpastian.
di dalam kubah altar ketidaktentuan.

Berlaku satu prinsip dalam hidupnya,
bermanfaat dalam hidup,
tak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain,
untuk orang banyak,
tanpa terkecuali kaum minoritas,
Atau bahkan justru khusus untuk mereka.

Mengejar satu jalan yang sepertinya sekilas tampak indah,
tanpa rintangan dan tanpa percabangan yang berarti,
seperti bergelimang kemudahan, bergelimang ketidakrumitan.

Tapi di tengah - tengah jalan,
apakah yang terjadi selanjutnya?
Segalanya tampak gagal,
tak tercapai, apa yang diimpikannya selama ini sirna sudah,
Jalan yang harus dilaluinya kali ini bukan jalan yang sama dengan apa yang ia pikirkan sebelumnya,
dari berbagai macam rekomendasi dari orang disekitarnya,
yang awalnya tak digubris,
dan hanya menjadi harapan sampingan, atau mungkin bahkan hanya dianggap sebagai residu,
bukan jalan alternatif.

Disanalah jalannya,
jalan yang pintunya terbuka lebar,
entah siapa yang membukanya,
entah dia sendiri, melalui perantara tuhan yang menghendaki malaikat untuk menyampaikannya.

Melalui sebuah penampil penuh dimensi,
dengan tombol - tombol aneh yang mungkin sang pengantar pesan pun tak pernah bisa tahu untuk apa itu,
terlalu larut dalam masa lalu yang ia bayangkan sendiri.

Hingga suatu saat dia teringat akan sebuah kalimat dari seseorang,
yang ia temui saat pemindahan trensformasi tulisan menjadi sinapsis yang mampu dicerna oleh otak briliannya.
Mungkin sedikit membingungkan, tapi inilah kenyataannya,
tak pernah bisa diubah menjadi sederhana.
Karena semua terlalu kompleks,
baik di dalam pikiran, maupun untuk diresapi dalam hati.

itu jalannya,
pintu yang terbuka lebar,
pintu yang belum pernah ia duga sebelumnya,
pintu yang memang awalnya selalu ia lewati dan pegangannya pun penuh dengan segala macam sidik jari yang ia tinggalkan di sana,
Sering dia melewatkan kesempatan tentang itu.
Melewatkan untuk mencari peluang dari situ.

Tapi takdir menjawabnya,
dia berdiri di sebuah kampus perjuangan,
di mana kesan awal kebanggaan baru muncul saat mungkin waktunya hampir terlambat,
saat di mana dia menemukan jati dirinya yang sebenarnya.

Mengingat apa yang pernah ia lewatkan sebelumnya,
di dalam masa SMA, masa putih abu - abu penuh kenangan dan perjuangan.
Hingga akhirnya melahirkan sebuah pemahaman tentang jalan hidup,
tentang tujuan perjalanan hidupnya,

Yang dapat ia dapatkan dari sebuah penafsiran singkat penuh kerendahan hati,
bukan dengan pemikiran dangkal dan tak berdasar,
Dengan berbagai pertimbangan matang dan terencana.
Sebuah jalan Tuhan.
Yang Dia karuniakan untuk hambaNya,
Hanya untuknya,
Karena dia adalah aku...

4 comments:

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???