Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Monday, July 23, 2012

Teratai dan Jalan Tuhan

"sendiri dalam renungan"

Teratai yang mekar di atas air,
pernahkah kalian berpikir bahwa awalnya teratai mempertanyakan posisinya saat ini?
Pastinya tidak,
mungkin memperhatikan saja tak pernah,
hanya tau ketika mekar, dan terkadang melihatnya di kala kuncup.

Mahkota yang bertingkat - tingkat,
daun dengan permukaan yang tak akan pernah basah,
warna warni muda nan indah,
dan sekali lagi, mengapung di atas air.

Itu semua ia pertanyakan,
dan sang Pencipta tak pernah menjawab lisan segala pertanyaannya.
Hingga akhirnya Dia berikan satu jawaban kepada teratai,
Dia ciptakan makhluk penghuni bumi selain hewan dan tumbuhan.
Dengan label manusia,
Memberikan pelajaran bagi teratai,
bahwa penghuni baru inilah yang akan menjawab semua pertanyaan tentang hidupnya.

Berawal dari segumpal tanah,
benda kotor yang ia pun tak pernah merasakan berada di atasnya,
sang Pencipta membuatnya memiliki nyawa dan anggota tubuh sempurna,
timbul iri di hatinya,
mengapa bukan dia yang tercipta demikian.

Lagi - lagi ia mempertanyakan apa yang seharusnya tampak dari pembelajaran yang Dia berikan,
berlanjut dengan tugas berat yang dibebankanNya kepada makhluk berlabel manusia tadi,
mengatur bumi,
menjadikannya hijau, tumbuh berbagai macam makhluk yang sejenis dengan teratai,
dan teratai pun sedikit bingung,
pelajaran apa yang akan ia terima dari makhluk berlabel manusia ini?

Dan kehidupan pun berlanjut,
hingga segala macam pertanyaan itu ia turunkan ke generasi selanjutnya,
tumbuhlah teratai - teratai baru.
Masih dengan segala keingintahuannya.

Sang Pencipta masih terus menunjukkan berbagai macam jawaban,
dari apa yang ia tanyakan.
Dari sesosok makluk berlabel manusia.

Hingga akhirnya terjadilah sebuah perang,
yang menjadi awal mula penghancuran bumi,
saat di mana bumi tak lagi hijau, dan lautan tak lagi biru.
Semuanya berubah gersang,
birunya laut pun memerah akibat pertumpahan darah yang timbul.
Teratai semakin bingung dan tak sabar,
pelajaran apa yang Dia berikan dari kerusakan yang manusia buat ini?
Apa maksud semua ini?

Tapi sang Pencipta tetap tak pernah berfirman apapun untuknya,
sedikit pun tak pernah,
hanya apa yang terjadi itulah yang menjadi pelajaran,

dan bumi terus berputar,
sampai pada akhirnya ia mendengar sebuah pembicaraan dari manusia,
yang mungkin akhirnya memberinya sebuah pemahaman.

"Maaf kapten, kita tidak dapat melakukan itu."
"Tidak, hanya itu pilihan terakhir kita untuk menang, tak ada yang lain."
"Untuk ini, saya tidak sepaham dengan anda kapten. Ada cara lain untuk memenangkan perang ini, bukan hanya kemenangan kita, tapi perdamaian untuk semua."
"Persetan dengan perdamaian, pilihannya hanyalah menang atau mati..."
Dan tiba - tiba terdengan bunyi "dor"


Teratai ternoda dengan sebuah noda berwarna merah,
yang manusia sebut itu darah.
Dari apa yang ia dengar, sedikit demi sedikit dia mulai paham,
tentang semua pertanyaan yang ia ajukan kepada sang Pencipta.
Merenung dan terus merenung,
bukan tanpa hasil, ataupun menghasilkan sesuatu yang gemilang.

Hanya saja, teratai sadar.

Mengapa ia memiliki mahkota yang bertingkat - tingkat,
apa sebab Dia memberikan daun dengan permukaan yang tak akan pernah basah,
dan mengapa jenisnya memiliki warna warni muda nan indah,
juga apa alasan dia mengapung di atas air.
Itu semua adalah suratan takdirNya,
tak pantas makhluk rendah sepertinya mempertanyakan apa yang telah Tuhan berikan,
apa yang sudah Tuhan bebankan kepadanya.

Banyak jalan yang manusia miliki,
sehingga apa yang akan mereka lakukan pun mereka terkadang bingung,
tersesat dalam jalan pikiran mereka sendiri,
jauh dari jalan yang diberikan sang Pencipta,

Dari pemikiran panjangnya, teratai pun menyadari tentang apa itu pilihan.
Bahwa pilihan yang terbaik yang Tuhan berikan,
terkadang tak terbayangkan olehnya,
terkadang tak dapat langsung diterima begitu saja,
membutuhkan pemikiran panjang,
juga pemahaman mendalam.

Bahkan sang teratai pun harus melewati berbagai masa,
mati, tumbuh, hilang, dan berganti,
untuk memahami jalan Tuhan untuknya,

Karena teratai itulah manusia.
Dan teratai itu bukan apa yang kalian pikirkan,
dan bukan juga seperti apa yang kalian bayangkan,
karena akulah teratai itu...

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???