Jika timbul pertanyaan yang tampak
sederhana tetapi membutuhkan perenungan yang mendalam sebelum menjawabnya,
seperti “who am I?” atau “who are you?” rasanya ingin sekali saya menjawab
dengan panjang lebar tentang cerita hidup saya dan bagaimana saya berawal
hingga menjadi seperti sekarang ini. Oleh karenanya dari sebuah keinginan
tersebut saya ingin menuangkannya menjadi nyata.
Saya adalah seorang anak laki - laki,
anak kedua yang lahir dari rahim seorang ibu bernama Heru Susilowati dan dengan
benih dari seorang ayah yang bernama Anwar Hariyono, yang lahir di bulan Maret
1994. Tepat pada tanggal 27 Ramadhan 1415 Hijriyah, atau yang tertera pada akte
kelahiran adalah 9 Maret 1994. Saya lahir di Bojonegoro, sebuah kota kecil yang
dulunya tidak begitu terekspos di kancah Jawa Timur, maupun Nasional. Orang
tua, tepatnya ayah, adalah seorang pegawai negeri sipil yang bekerja mengabdi
pada negara untuk mendidik bangsa melalui institusi Sekolah Menengah Pertama
yang ada di daerah pinggiran kota Bojonegoro. Dari kecil saya terbiasa hidup
sederhana, dan orang tua saya selalu menekankan untuk tidak boros. Saya pun
dikenalkan dengan sebuah disiplin yang bisa dibilang sangat keras. Karena ayah
saya masih terbawa dengan didikan kakek yang memang seorang TNI, juga ibu yang
terbawa dengan didikan kakek yang merupakan seorang polisi. Jadi untuk
berdisiplin bukanlah hal yang sulit bagi saya dan kakak perempuan saya sejak
kecil. Meskipun aturan tersebut awalnya sangat sulit untuk diikuti.
Pendidikan formal saya dimulai di Taman
Kanak - kanak Aisyiah Bustanul Athfal, dengan dasar agama yang kental sehingga
saya setidaknya telah mengenal dan belajar untuk mengabdi pada Allah SWT sejak
kecil. Menurut cerita orang tua saya, cukup banyak keunikan yang saya miliki
sejak kecil, seperti memiliki kemampuan untuk mengingat dengan sangat baik,
kemampuan penguasaan membaca dengan lancar sejak usia 4 tahun dan dibuktikan
dengan membaca koran tanpa mengeja, juga sedikit kemampuan metafisik untuk
mengetahui tentang makhluk dari alam lainnya yang memang terbawa hingga kini.
Cukup dengan masa kanak - kanak, saya
berlanjut ke sebuah sekolah dasar favorit di kota Bojonegoro, SDN Kadipaten 1,
dan selama 6 tahun di sana, bisa dibilang saya memiliki prestasi yang sangat
gemilang, tak lepas dari juara kelas atau yang biasa disebut ranking 1 di
setiap semester, juga menjuarai berbagai macam lomba di bidang akademik, dan
selalu menjadi unggulan di sekolah dasar tersebut. Hingga saatnya tiba saya
mengenal sebuah organisasi yang berawal dari semacam hobi beladiri sekaligus
olahraga karate, yang mulai saya tekuni di tahun ke 5 sekolah dasar. Trophy
kejuaraan nasional pun pernah saya dapatkan dari bidang tersebut. Dan sampai
berlanjut ke jenjang Sekolah Menengah Pertama, saya melanjutkan ke sebuah SMP
favorit dengan mengusung nilai UN tertinggi se-SD. Di SMP karir akademik saya
bisa dibilang masih stabil dan dapat tetap seimbang dengan hobi karate saya
yang meroket di sisi tingkatan, bukan lagi prestasi seperti di sekolah dasar.
Sampai pada tahun kedua, prestasi akademik saya masih juga stabil meskipun saya
juga tergabung di dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMP tersebut, hingga
saya diamanati sebagai Ketua OSIS pada tahun terakhir masa SMP saya. Tak banyak
prestasi yang saya torehkan di SMP, hanya sebuah trophy juara kabupaten Lomba
Siswa Berprestasi yang sedikit membuat saya berbangga di sana. Dan tahun di
mana saya harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi pun tiba, dan dengan
tetap berada di peringkat 10 besar nilai UN se-SMP saya berhasil kembali masuk
ke sebuah Sekolah Menengah Atas favorit di Bojonegoro. SMA Negeri 1 Bojonegoro,
di sanalah saya memulai untuk tidak lagi fokus di hobi karate saya, setelah di
tahun pertama SMA saya sempat dinobatkan oleh lembaga sebagai pemegang black belt DAN II termuda se-Jawa Timur.
Saya memutuskan untuk berhenti, dan merancang masa depan saya. Yang memang dari
awal saya sudah cita - citakan adalah menjadi seseorang yang bisa bermanfaat
bagi sesama, yang saya wujudkan dengan sebuah keinginan untuk menjadi tenaga
profesional kesehatan, yaitu dokter. Dan itu sudah saya rencanakan sejak SMP
setelah sebelumnya saya pernah bersikukuh untuk bercita - cita menjadi seorang
peneliti atau ilmuwan. Di SMA saya tidak fokus di kegiatan luar sekolah seperti
lomba2, meski ada beberapa prestasi dari lomba akademik yang berhasil sedikit
saya torehkan di sana. Juga melanjutkan pengalaman berorganisasi yang hanya
saya nikmati satu semester, dan selanjutnya saya mengundurkan diri.
Di akhir masa SMA saya telah memutuskan
untuk bulat di kedokteran, meski masih sedikit ragu untuk meninggalkan cita -
cita sebagai ilmuwan. Tetapi Allah berkata lain, setelah saya gagal di snmptn
undangan dan akhirnya bermuara di salah satu jurusan yang mungkin, awalnya saya
pikir akan bisa membawa saya untuk menjadi peneliti di bidang bahan, yaitu
Teknik Material dan Metalurgi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dan
setelah sedikit mempelajari tentang jurusan tersebut dari berbagai sumber,
sepertinya memang tidak salah saya berada di jurusan ini, jika saya berminat
menjadi seorang peneliti, utamanya di bidang bahan atau material.
Jadi dapat disimpulkan, bahwasanya saya bukanlah apa - apa. Hanya seorang anak laki - laki dengan segudang rasa ingin tahu, dan dengan berbagai ketidaktahuan, yang ingin menjadi seseorang yang bisa bermanfaat bagi sesama hanya karena Allah SWT, dan meskipun saya belum bisa melakukannya, saya akan selalu berusaha untuk mewujudkannya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwasanya saya bukanlah apa - apa. Hanya seorang anak laki - laki dengan segudang rasa ingin tahu, dan dengan berbagai ketidaktahuan, yang ingin menjadi seseorang yang bisa bermanfaat bagi sesama hanya karena Allah SWT, dan meskipun saya belum bisa melakukannya, saya akan selalu berusaha untuk mewujudkannya.
No comments:
Post a Comment
Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...