Jika ditanya apa motivasi saya untuk
masuk ke jurusan Teknik Material dan Metalurgi, maka saya lebih memilih untuk
sejenak flashback dengan beberapa cita - cita atau bisa dibilang kebingungan
masa kecil saya, yang bertahan hingga remaja (usia SMP dan SMA).
Banyak sekali jurusan favorit yang telah
menjadi primadona di kalangan siswa, baik dari Sekolah Menengah Atas (SMA)
maupun tingkatan di bawahnya, dan yang mungkin telah menjadi cita - cita wajib
setiap anak kecil di seluruh Indonesia ini. Berbeda dengan saya, sejak kecil
saya bercita - cita menjadi seorang pilot, yang dengan berjalannya waktu,
terutama semenjak mata saya minus, saya tak lagi mengidolakan profesi tersebut,
fase sesudahnya adalah fase kebingungan di dalam diri saya, di satu sisi saya
ingin menjadi seorang peneliti profesional – berjas putih dan bekerja di
laboratorium dengan beberapa eksperimen yang dilakukan – yang mungkin bisa
menemukan sesuatu yang nantinya bisa bermanfaat bagi sesama. Tapi di sisi lain,
kemanusiaanlah yang saya pikirkan. Dan keinginan inilah yang paling kuat,
sehingga pada akhir masa SMA pun, saya bersikukuh untuk masuk ke jurusan yang
menjadi cita - cita wajib dari setiap anak kecil di Indonesia itu, jurusan
Pendidikan Dokter. Pada awalnya saya menaruh harapan besar melalui jalur snmptn
undangan yang kebetulan saya terjaring untuk berkesempatan mencoba peruntungan
melalui seleksi tersebut. Ini merupakan gerbang pertama saya menuju bangku
kuliah.
Orang tua mendorong saya untuk mendaftar
di bidang lain tetapi saya menolak, karena saya anggap belum ada jurusan yang
bisa mendukung cita - cita awal saya untuk menjadi peneliti atau ilmuwan.
Hingga akhirnya ada sebuah institusi yang menyelenggarakan seleksi masuk untuk
menjadi mahasiswa di bidang statistik. Dan entah apa yang terlintas di pikiran
saya, bahwa statistik berurusan dengan rumus, yang bisa dibilang itu adalah hobi saya sejak SMP.
Dan saya mencoba untuk mengikuti seleksi masuk STIS. Entah mengapa pengumuman
seleksi masuk tersebut sangat mepet waktunya dengan pengumuman snmptn undangan
(hanya berselang pekan).
Di sanalah kekecewaan awal saya terjadi,
dua gerbang masuk universitas yang saya ikuti menggagalkan saya untuk masuk
dengan mudah. Saya tidak ingin memberikan raut wajah yang mengecewakan untuk
orang tua saya, sehingga saya berusaha untuk tetap tegar. Meskipun dengan hati
yang sedikit gundah, saya mencoba kembali peruntungan saya untuk berencana
masuk Fakultas Kedokteran lagi untuk kedua kalinya pasca tidak lolos snmptn
undangan. Tapi di sisi lain, hasrat untuk ingin menjadi peneliti pun semakin
kuat. Dan karena saya gundah untuk harus memikirkan sendiri pilihan kedua saya,
maka saya mendatangi konselor Lembaga Bimbingan Belajar yang saat itu saya
ikuti di Surabaya. Dengan sejuta pertanyaan dan keingintahuan, saya berdiskusi
dengannya tentang keinginan saya dan dibandingkan dengan jurusan – jurusan yang
tersedia di berbagai universitas di Indonesia.
Di sana saya dibingungkan dengan
berbagai macam pilihan, antara Teknik Nuklir di UGM dengan berbagai macam
resikonya, Teknik Kimia (dengan pilihan antara UGM atau ITS), lalu jurusan
Teknobiomedik yang katanya itu jurusan baru di UNAIR dan berpeluang untuk
menjadi peneliti di bidang pengembangan alat - alat kedokteran, juga Teknik
Material dan Metalurgi yang pada saat saya tanya, konselor tidak begitu banyak
membantu memberi informasi tentang itu. Hingga akhirnya saya browsing dengan
subyek berbagai macam alternatif jurusan yang diberikan oleh konselor. Dan
hasil yang saya peroleh tidak mengecewakan, saya menemukan sebuah blog milik
salah satu mahasiswa ITS yang saya lupa apa alamatnya, yang sepertinya berasal
dari jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS. Di sana saya menemukan berbagai
macam artikel menarik yang bisa menjadi bahan acuan, seperti apakah jurusan ini
sebenarnya. Dan di sanalah saya menemukan naluri keinginan untuk menjadi
peneliti itu kembali. Mulai dari tingkatan material keras seperti besi, baja,
dan berbagai macam gejala yang terjadi pada mereka, sampai pada substansi lunak
seperti plastik. Yang jadi membuat jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS
menarik bagi saya dan menambah motivasi bagi saya untuk bisa masuk dan
bergabung dengan jajaran mahasiswa jurusan Teknik Material dan Metalurgi adalah
saat saya membaca sebuah artikel di blog tersebut, bahwa perekayasaan bahan
plastik yang lunak, dapat diubah menjadi sekuat baja. Meskipun saya tidak paham
dengan uraian yang ada di artikel tersebut, tetapi hal itu cukup menggugah
naluri ilmuwan atau researcher yang
telah lama tidur di dalam diri saya. Dan saya putuskanlah untuk menaruh Teknik
Material dan Metalurgi menjadi pilihan kedua saya di dalam snmptn tulis.
Siapapun pasti ingin harapan pertamanya tercapai, tapi lain halnya dengan saya.
Setelah mengalami beberapa kegagalan untuk masuk universitas, saya meyakini
bahwa kedua jurusan yang saya jadikan pilihan di dalam snmptn tulis adalah
pilihan pertama saya, meskipun harus dikelompokkan menjadi 2 pilihan utama dan
sampingan. Saya sangat bahagia karena kedua jurusan tersebut mewakili dua
hasrat dan cita - cita saya.
Jadi dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa, motivasi saya untuk masuk jurusan Teknik Material dan
Metalurgi adalah keingintahuan saya tentang disiplin ilmu bahan (material) dan
segala bentuk rekayasa yang dapat dilakukan, serta peristiwa apa saja yang
dapat diamati dari sebuah benda mati seperti logam dan bahan - bahan lain. Juga
di samping itu adalah naluri dan cita - cita saya sejak kecil, dan bahkan sejak
saya belum mengerti apapun tentang bahan atau material, yaitu menjadi seorang
ilmuwan.
No comments:
Post a Comment
Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...