Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Wednesday, June 26, 2013

Ini Hanya Memori dan Terjadi Begitu Saja

-Prolog-
Sore itu kau berjalan keluar dari pintu rumah, tak banyak yang kau bawa, hanya keenam item yang memang biasanya kau bawa, tas ransel daypack warna hitam yang merangkul punggungmu, dengan trainer putih yang mungkin sudah waktunya untuk berganti wujud.
Mesin motor telah menyala dan kau menutup pintu pagar, kau pandang sekali lagi dirimu di pantulan kaca jendela rumah kosmu, kau berbeda, jauh berbeda dari sebelumnya.
-Prolog end-

Namaku Andhi, tak perlu kuberitahukan nama lengkapku di sini, karena kalian sudah mengenalku, lebih dekat malah. Aku cowok biasa, yang punya mimpi besar untuk menaklukkan dunia, haha (dan itu hanya cita-cita). Kulit sawo matang, iris mata warna hitam, rambut hitam acak-acakan dan aku berjanji absen potong rambut hingga enam bulan kedepan, tinggi bisa dibilang standar, dan berat badan normal. Mungkin cukup tentang fisik, haha, karena kalian bisa lihat sendiri fisikku jika kita bertemu nanti.
Punya sifat yang bisa dibilang agak beda, overconfidence maksimal, tapi kadang sok cool, aktivis dunia maya, punya hobi nulis dan sekarang lagi fokus di blogger Pujangga Tanpa Inspirasi. Pengen banget jadi penulis, dan pengen banget nerbitin buku atau minimal novel garapan sendiri.
Hubungan asmara, bisa dibilang agak aneh, aku orangnya setia, banget malah. Nggak tau kenapa, nggak tega aja nyakitin cewek. Haish, dan lupakan hal itu.
Sore ini aku berencana menjadikan salah satu lokasi di sudut kota Surabaya sebagai tempat menyendiri, ya ini salah satu hobiku. Karena apa? Sahabatku kebanyakan cewek, dan mereka juga punya pacar, daripada bikin masalah karena harus ngajakin hangout pacar orang, juga demi mikirin perasaan cewek spesialku yang ada nun jauh disana, mending keluar sendiri, dan I think that's not bad :)
Sore ini ada jadwal screening dari oprec anggota Himpunan di jurusanku. Oh iya aku belum bilang, aku mahasiswa jurusan Teknik Material dan Metalurgi, ITS Surabaya, so aku calon materialist dan metalurgist. Haha, oke lanjut ke story-nya. Motor merah melaju keluar gerbang ITS, dan tentu saja aku yang ada diatasnya, tempat itu nggak terlalu istimewa, tapi punya andil besar buat hidupku.
Bisa dibilang fase pendewasaanku ada di sini, ketika roda motor berputar dan membawaku masuk pada sebuah jalan besar yang sering kulalui saat aku menuju ke kota asal, ya jalan Kusuma Bangsa, dan disana aku masuk pada sebuah percabangan jalan kecil bernama jalan Kacapiring. Teringat akan masa-masa galau tahun lalu, saat dimana harapan untuk jadi dokter masih membumbung dan tak terbendung. Hingga akhirnya stuck jadi mahasiswa keren yang sering disebut engineer, dan bisa dibilang inilah sebenernya jurusan idaman para cowok dan destinasi dari perburuan hati para cewek. Hahaha, cuma spekulasi.
Rumah di ujung jalan itu pernah aku tinggali kurang lebih 3 bulan, masa transisi penuh kegalauan, masa dimana malaikat setiap malam merangkul doaku dan mengantarkannya pada ya Rabbku. Teringat semua gambaran flashback masa-masa itu, saat dimana ada sebait cinta lokasi disana, dan sekali lagi itu bukan aku subyeknya, bahkan aku yang menjadi obyek. Hahaha, lucu memang jika dilanjutkan. Dan ingatanku tertuju pada seorang partner yang sepertinya memang kita ditakdirkan untuk bertemu dan tertaut pada satu pemikiran dan terpisah jarak pada takdir masing-masing. Dan dia menjadi calon dokter sekarang, semoga sukses kawan...
Hanya sejenak aku flashback ke masa lalu di rumah itu, selanjutnya aku memacu motor ini ke sebuah jalan lain, tak jauh dari sana, jalan BKR Pelajar di depan kompleks SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 9 Surabaya, dan aku berhenti di depan gedung yang disana tertulis nama Ganeca Operation inilah rumah keduaku saat itu, atau bisa dibilang ketiga sepertinya, karena rumah keduaku ada di jalan Kacapiring tadi, Sony Sugema College. Disini tak hanya akademik yang kudapat, pengalaman bertemu orang-orang baru dengan berbagai latar belakang dan sifat, serta kebiasaan. Menarik sekali, dan jujur aku rindu masa itu.
Flashback selanjutnya aku putuskan berlanjut ke sebuah gedung perkuliahan yang tak begitu terkenal di Surabaya, tapi kuanggap itu universitas dengan cerita terindah sepanjang hidup. Universitas Tujuh Belas Agustus 1945, atau biasa disebut UNTAG. Di tempat itu masa depanku tertata, tempat dimana aku memeras otak demi sebuah jalan masa depan dan membuka pintu ke jenjang yang lebih tinggi dari masa putih abu-abu. Di sini lokasi tes SNMPTN tulisku, aku masih ingat betul pagi itu aku di drop turun dari motor, dan orang tuaku rela menungguku hingga tes berakhir demi sebuah dukungan psikis, bahwa masa depanku ada di koridor ridho mereka. Love you all my mama and papa :*
Di ruangan no 801, yang otomatis terletak di lantai 8, aku mengukir masa kegalauanku di sana, hingga kutemukan jalan panjang menuju masa depan yang bernama engineer. Dan aku bangga dengan jalan yang Dia berikan kepadaku. Ini jalan terbaik memang,
"Karena Dia tak selalu memberikan sesuatu yang kita inginkan, sebab Dia tahu apa yang kita butuhkan."
momen terindah di dalam flashback ini berujung manis pada sebuah Institut Teknologi Sepuluh Nopember, yang aku yakin nantinya saat aku lulus, akan banyak yang bisa aku kenang disana, atau lebih tepatnya di sini, di tempat aku menghentikan motorku sore ini. Tepat satu menit sebelum screening dimulai, dan memang benar shift sebelumnya belum keluar.
Dan apa yang terjadi di dalam nantinya?
Akan terjawab di sebuah cerita indah, yang nantinya akan jadi torehan masa lalu yang manis, ketika semua telah terlewati.

-Epilog-
Ya, seperti itulah dirimu, selalu memiliki hal yang bisa menjadi uraian kata-kata. Jujur kau memang memukau, bukan dari sudut pandang overconfidence diri sendiri, karena dirimu memukau dengan kesederhanaan dan kebersahajaan sifat yang kau perlihatkan apa adanya, ya memang terkadang kau menunjukkan muka yang lain, tapi itu di saat-saat tertentu, seperti saat "itu" dimana kau ada di posisi tersulit saat cerita indah "itu" belum berakhir. Jika kalian tahu apa maksudnya, kalian mungkin juga akan tertawa sendiri, atau mungkin tenggelam di flashback masa lalu cerita indah kalian sendiri. Dan sekali lagi, kau berhasil menjadi dirimu sendiri, dengan segala ketidaksamaan yang kau bawa. Dengan segala cerita indah yang mungkin masih tersimpan rapi di dalam memori terdalam dari dirimu.
-Epilog end-

Wednesday, June 19, 2013

Kusebut ini Pembelajaran

Banyak rahasia dunia yang bahkan orang-orang terdahulu pun masih mencoba terus menguak,
mewakilkan cita-citanya di masa lalu untuk dilanjutkan di masa depan.
Hal itu merupakan sebuah siklus besar,
dimana untuk menguak semua misteri dan rahasia dunia itu tak akan pernah bisa terlaksana,
oleh karenanya "mereka" menitipkan tugas-tugas besar yang mungkin bisa kita lakukan untuk menguaknya.
Dan sekian prolognya,

Sebenarnya apa sih yang ingin kau sampaikan saat ini?
Tak lain hanyalah sesuatu, dimana sudut pandang bukan merupakan aset pribadi,
karena setiap orang memilikinya.
Begitu juga tentang perasaan, memang hanya dirimu yang memilikinya, disini, di dalam hatimu.
Tapi tahukah bahwa dengan persepsi dan perasaan yang kau pendam,
akan ada sebuah kenyataan yang akan menyeruak dari sana?
Bukan kenyataan besar memang,
tapi kenyataan yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Kenyataan tentang dirimu sendiri.

Ada sebuah cerita, yang mungkin sedikit menggugah sesuatu, seseorang atau mungkin juga banyak orang.
Jauh saat proses pembelajaran "di dalam" belum berlangsung,
kau masih berada di sebuah gerbang yang menuntunmu perlahan,
jalan untuk menuju kesana sangatlah tak mudah,
ada batu-batu besar yang menghalangimu,
terkadang juga kau terjatuh dan mungkin terperosok ke sebuah "lubang ketidakpastian".
Hanya ada persepsi yang bisa kau andalkan,
wawasan dari mereka hanya akan menjadi pertimbangan perasaan buatmu,
logikamu buntu,
mungkin bisa berjalan, tapi tak banyak yang bisa benar-benar berjalan.
Terkadang logikamu menunggu perasaan untuk mendapatkan keputusan final,
dan sekali lagi hanya persepsi yang berperan.

Sangat jauh berbeda ketika kenyataan tampak,
ada kalanya yang lain jatuh,
meski kalian berjalan bersama, beriringan dengan komitmen untuk perubahan,
dengan esensi masing-masing, dengan persepsi dan daya tangkap masing-masing,
kalian tak bertindak di kubu yang sama ternyata,
banyak sesuatu yang mereka sembunyikan,
darimu, dan mereka jatuh dengan sebuah penyesalan besar,
meskipun tak nampak, tapi itu tersirat dari ucapan dan tingkah lakumu.
Kenyataan menjawab segala penyebab permasalahan yang terjadi sebelumnya,
tanpa ada tendensi lagi,
semua penjelasan mengalir begitu saja.
Dari seseorang yang dulu nampak sangat tak bersahabat,
dan sekarang menjadi salah satu sumber pembelajaran.

Ya, itulah keajaiban.
Yang tak akan pernah bisa kau ungkap sampai kapanpun.
Termasuk juga sebuah keselarasan pemikiran untuk bersatu dan berubah ke arah yang lebih baik,
kau temukan ketika kenyataan indah telah terkuak.
Apa yang kau harapkan dan kau "idealisme"kan,
identik dengan apa yang mereka bawa saat menggiringmu.
Hanya saja dengan penyampaian yang berbeda,
karena dari persepsi dan perasaan yang berbeda,
antara elemen tranferrer dan dirimu.

Dan kini kau berada di balik layar penuh misteri yang pernah kau saksikan dulu,
betapa rumitnya menjadi mereka,
apa yang kau anggap 100% salah sebelumnya,
memang salah di luarnya, dan itulah sistem,
yang berhubungan langsung dengan benda dinamis, hidup, dan fluktuatif,
yang bernama manusia.
Kesalahan itu bukan rencana, keburukan yang timbul akibat kesalahan itu bukan disengaja.
Hanya ada faktor-faktor non teknis yang menyebabkannya seperti itu.

Tapi kinilah saatnya,
kau harus mampu belajar untuk mencapai sebuah keselarasan pemikiran,
memperbaiki apa yang dulu pernah salah,
dan menjadikannya lebih baik.
Sebuah proses menuju keselarasan tidak semudah yang terlihat,
hanya saja tak akan ada yang tak mungkin.

"Karena perubahan besar akan terlahir dari sebuah gerakan kecil yang mampu diinisiasi dengan menjaga sebuah konsistensi." - F. Fahmiuddin Fikri MT11

Banyak pelajaran berharga yang ada di dalam sini,
dan itu semua berawal dari hal-hal abstrak,
yang sering kau sebut sebagai persepsi,
yang mempengaruhi kedalam dirimu melalui perasaan,
dan akhirnya menguak sebuah kenyataan yang tak kau ketahui sebelumnnya,
untuk mencapai sebuah keselarasan pemikiran demi kejayaan ke arah yang lebih baik.

Thursday, June 13, 2013

Bukan tentang Kebahagiaan, ini tentang Keyakinanmu PadaNya

Kau tahu tentang sebuah hubungan yang sedang rumit,
bukan rumit lagi, bahkan sudah terurai menjadi kepingan-kepingan kecil,
bisa dibilang berakhir, dan kau mengamati dan mempelajarinya,
menarik memang jika dijadikan bahan untuk merenung,
bukan bermaksud jahat atau bagaimana, tapi memang inilah hal menariknya,
mengamati pengalaman 'pahit' orang lain, dan menjadikannya sebuah pelajaran untuk diri sendiri,
bahkan membagikannya pada orang lain.
Oke, dan cukup untuk pengantarnya.

Ada hal lain yang menarik di dalam kisah mereka,
dan kau menyadarinya.
Sampai timbul sebuah pernyataan yang unik menurutmu,
jika boleh dirangkum dan diubah, beginilah bait pernyataan tersebut,
"Setelah apa yang dilakukan untuk menggapai sebuah harapan, baik cinta maupun cita, tak lagi menampakkan sebuah hasil yang sesuai, masih berhak kah seseorang untuk menggapai kebahagiaan."
Hmm, kau mulai berpikir untuk sedikit melihat kebelakang,
flashback pada masa lalumu,
bukan tentang cinta, sekali lagi bukan,
dan hal ini pernah tertuang sebelumnya di sebuah filosofi tentang "Jarum".
Ini cerita tentang hidup seorang manusia,
yang ketika ia berusaha menjadi seseorang, yang didambakan oleh setiap anak kecil,
untuk disematkan sebagai cita-cita mainstream mereka.
Tapi dia gagal untuk membuka pintu itu,
sebuah pintu emas yang nampak indah dari kejauhan.
Sekarang dia menjadi dirimu,
seseorang yang telah berhasil berbelok pada sebuah tikungan tajam,
yang mungkin jika terukur bukan lagi terhitung sebagai sudut tumpul,
melainkan hampir berimpit dengan nol derajat.
Sangat bertolak belakang.

Apakah kau tak mampu bahagia?
Apakah kau tak pantas bahagia di sana, atau mungkin lebih tepatnya di sini, di tempatmu berjuang saat ini?
Inilah yang akan menjawab segalanya,
terkadang apa yang sudah benar-benar matang kau rencanakan tak berujung manis.
Apa yang benar-benar kau idamkan dan kau harapkan,
hanya akan berujung sebuah jawaban "tidak" dariNya.
Tapi itu tergantung kau menyikapinya,
jawaban "tidak"Nya, bukan hanya berarti tidak.
Bisa saja memang tidak, tapi itu kemungkinan kecil sepertinya,
atau bisa juga tidak sekarang, tapi nanti di saat yang tepat,
dan mungkin bisa juga tidak disini letaknya, Dia akan memberikan sesuatu yang lebih,
bukan di sesuatu yang kau harapkan,
melainkan di sesuatu yang lebih indah, yang telah Dia siapkan sebelumnya,
jauh sebelum kau ada di dunia, dengan segala kemungkinan takdir dan liku-liku pencapaian.

Kau tetap berhak untuk bahagia,
kau masih memiliki banyak kesempatan untuk bahagia,
meskipun bukan pada sesuatu yang engkau harapkan.
Inilah yang saat ini sedang trend disebut sebagai move on,
ya memang benar, bukan sekedar ungkapan biasa,
itu adalah sebuah semangat.
Jika kau gagal,
atau lebih tepatnya satu pintu tertutup untukmu,
atau bisa diperjelas jika ini tentang cinta, satu hati tertutup untukmu,
yakinlah!!!
Akan ada pintu-pintu lain yang terbuka lebar menyambut dirimu,
akan ada satu hati lain yang dengan sangat terbuka mampu menerima dan menunggumu,
meskipun itu melalui sebuah penantian panjang,
yang mungkin terkesan tanpa ujung,
tetap yakinlah!!!
Dia-lah penentu arah hidupmu,
Dia akan memberikan kehidupan yang jauh lebih indah, melebihi apa yang pernah kau harapkan sebelumnya.
Melihat tulisan ini, mengingatkan tentang sebuah cerita indah, rumit,
dan penuh pembelajaran, yang pernah kau jalani beberapa bulan yang lalu,
sebelum tiba di dua puluh Mei 2013.
Ya, itulah hidup.

Selalu ada kesan misteri di dalamnya,
yang mungkin hingga saatnya tiba bisa kau kuak dan ketahui, ada apa di balik tirai misteri itu,
atau mungkin juga sampai akhir hayatmu kau tak akan mampu memahaminya,
inilah cerita, rumitan masalah, klimaks, antiklimaks, dan penutup yang nantinya telah dipersiapkan,
untukmu, untuk orang di sekelilingmu, olehNya.
Ingatlah, jalanmu masih panjang, tak perlu kau kecewa di sini,
tak perlu kau terlalu galau untuk memikirkan ujung cerita indahmu,
kau hanya perlu menjalaninya dengan ikhlas,
penuh kesabaran, dan tetap berpegang pada pemikiranmu,
karena jika kau yakin,
pemikiran-pemikiran yang tersirat di dalam kata hatimu,
akan menuntunmu padaNya,
pada kebahagiaan hakiki yang akan kekal tak lekang oleh apapun.
Yakinlah, bahwa Dia akan menuntunmu pada kebahagiaan,
dengan cara yang tak pernah kau duga,
dengan jalan yang tak pernah kau rencanakan,
dan dengan akhir yang tak pernah kau bayangkan.

"There's a cloud, but who knows about the rain?"
Never think the meaning of that words, just feel it.

Wednesday, June 12, 2013

I Call this, a Meaningful Bridge

Terik matahari siang ini tak sepanas biasanya,
atmosfer penuh kebebasan sangat terasa,
ketika pengawas memberikan aba-aba untuk mengakhiri ujian kali ini.
Keluar kelas tanpa perasaan menyesal sedikitpun,
meski tak dapat dipungkiri tak semua misteri dari soal Kimia Analitik kali ini berhasil terkuak.
Hanya bisa tersenyum saja dalam hati.

Seseorang keluar dari sebuah ruangan dengan perasaan penuh kebebasan, itu kau.
Ada seorang cowok yang menepuk pundakmu sambil meyakinkan sesuatu, dan kau mengiyakannya.
Ya, kau telah merencanakannya, menjenguk seorang teman yang sedang terbaring sakit,
Dan hari ini baru dimulai, ketika putaran roda motor membawamu pada sebuah Rumah Sakit,
di sudut sebuah Universitas ternama di Surabaya.
Di sana kau berbincang dan menghibur, atau lebih tepatnya mengganggu, temanmu yang sedang terbaring,
di sebuah kamar kelas satu di Rumah Sakit tersebut.
Oke, mungkin prolognya cukup.

Kita langsung menuju ke rumitan masalahnya,
tanpa rencana, tanpa pertimbangan,
tiga orang cowok, dan dua orang cewek berkerudung,
memutuskan untuk pergi ke suatu tempat.
Ya, ke seberang pulau di sebelah timur Surabaya.
Bukan tanpa tujuan,
tapi tanpa rencana.
Lalu apa bedanya? Sudahlah, lupakan.
Yang pasti semilir angin siang itu membawa kalian,
untuk menuju ke sebuah gerbang tol khusus sepeda motor,
di ujung sebelah barat jembatan Suramadu,
transaksi selesai, dan tuas gas kembali diputar untuk melalui komposit raksasa,
yang menghubungkan antara pulau Jawa dan pulau Madura.
Sungguh pemandangan yang sangat mengesankan,
didukung oleh cuaca yang sedang mendung-mendung galau,
dan sinar matahari hanya mampu menelisik di balik tumpukan awan di langit sebelah timur.

Sungguh indah negeri ini, laut yang begitu luas, dan pulau yang begitu hijau,
semuanya nampak dari atas sini,
beberapa kali sengaja kau matikan mesin motor untuk sekedar mendengar deru angin yang melewatimu,
"hmm..." hawa kebebasan terhirup,
singkat memang, hanya tiga puluh menit berselang, dan kau telah sampai di ujung timur komposit raksasa,
berjuluk jembatan Suramadu.
Bangkalan, inilah nama daerah yang menyambut kalian berlima.
Suasana masih asli, dan seakan belum terjamah peradaban,
rumput masih hijau, dan sawah masih seluas mata memandang, belum ada gedung tinggi.
Sangat memukau.

Perjalanan berlanjut untuk berburu bahan bakar,
karena memang salah satu dari motor sedang dilanda dehidrasi.
Dan putaran roda membawa kalian pada sebuah masjid sepi di sebuah pertigaan menuju ke Bangkalan kota,
sejenak membasuh tubuh, dan mengingat sang Illahi,
sujud keharibaanNya, seraya memanjatkan doa, karena memang waktu telah menunjukkan saat Dhuhur.
Perut yang sedari tadi baru terisi saat sarapan pagi,
mulai membunyikan genderang perang.
Dan tibalah di sebuah tempat yang akan kalian jadikan sebagai tempat mengisi ulang perut.
Canda, tawa, semua terucap tanpa beban.
Dan skip menuju ke antiklimaks.

Sungguh indah, semuanya sangat indah.
Saat perjalanan pulang, semilir angin selat Madura mengantarkan fantasimu menuju ke alam mimpi,
hampir saja kau tertidur.
Dan ujung sebelah barat jembatan ini telah terlihat,
yang menandakan perjalanan hari ini harus berakhir.

Ada banyak kesenangan yang bisa dirasakan,
dan juga ada banyak kenikmatan yang bisa didapatkan.
Tapi alangkah indahnya ketika kesenangan itu kita buat sendiri,
dan kenikmatan yang kita dapatkan, berawal dari apa yang ingin kita berikan pada diri.
Karena segala yang kita anggap menyenangkan, memuaskan, dan istimewa, adalah sesuatu yang memang menyenangkan, memuaskan, dan istimewa bagi kita, jika tidak, pastinya tak akan terasa begitu bermakna.
And this is a little story about bridge, and how it become so meaningful  for this friendship.
Yeah, this friendship which will never end.

Friday, June 7, 2013

Dirimu yang Seharusnya Berubah, bukan Duniamu

Kau terbawa dalam sebuah kekacauan,
banyak cara yang kau lakukan untuk membuat kekacauan itu mereda,
usai, dan berujung indah.
Kau mencoba menata kembali niatmu dengan berbagai perubahan yang kau buat.
Dan memang benar, kau membuat banyak perubahan,
belum ke orang lain, dan tak terlalu muluk pada lingkungan.
Kau merubah dirimu sendiri,
just make up your mind,
dan itulah yang spesial.
Karena banyak orang yang bermimpi untuk mengubah dunianya
tapi melupakan hal terpenting dalam hidupnya,
yang akan membawanya pada perubahan besar yang melebihi ekspektasinya.
Merubah diri sendiri, dengan segala keunikan pola pikir dan kedinamisannya.

Kau melakukannya,
dengan perubahan besar yang terjadi pada fisikmu,
tinggi sekitar 166cm, dan berat badan tak lebih dari 65kg.
Yang membuatmu berbeda dari dirimu yang dulu,
dengan rambut acak-acakan yang masih menunggu untuk dapat diikat ponytail,
kau punya hal baru yang bisa kau tampakkan.
Dan itu masih secara fisik.

Tapi tak hanya itu, sebenarnya kau membawa sebuah pemikiran besar,
bukan tentang dunia, bukan tentang orang lain,
melainkan tentang posisimu dan dirimu sendiri di dunia ini.
Dengan sebuah pemetaan menarik yang kau buat sendiri, dengan berbagai pertimbangan yang ada.
Sekali lagi itulah perubahan besarmu,
perubahan terbesar yang bisa kau tunjukkan.
Bukan sekarang, bukan saat ini,
karena ini semua masih proses untuk mengembangkannya.
Yang ada di dalam kantong cerdasmu hanyalah prototype-nya,
masih perlu banyak sekali pengembangan dan perbaikan.

Masih ada beberapa proses lagi untuk menelurkannya,
melahirkan pemikiran baru tentang diri sendiri, yang nantinya akan merubah segalanya,
juga berkesempatan lebih besar untuk merubah keadaan.
Disini tak berbicara tentang nasib atau segala hal tentang materi.
Kau memandang dari sudut pandang diri,
kualitas pemikiran dan kehidupan,
yang lebih baik, dan diharapkan mampu untuk membuat sebuah lonjakan besar,
yang secara signifikan efeknya melebihi efek dari lonjakan kuantum yang sedang trend saat ini.

Sayangnya kau mahasiswa material, bukan fisika.
Jadi kau tak bisa lebih lanjut untuk menjelaskan detail mengenai lonjakan kuantum.
Dan peduli apa kau tentang hal itu,
yang pasti tak banyak yang bisa kau lakukan untuk sekelilingmu,
jika tak ada yang kau lakukan untuk dirimu sendiri,
untuk hidupmu,
dan demi pola pikir brilianmu.
Dengan berlalunya waktu kau tak akan pernah bisa merubah dunia,
sebelum kau mulai dari diri sendiri, dan duniamu akan berubah seiring berjalannya waktu.

Thursday, June 6, 2013

Ini Ungkapan Rindu, bukan Homesick

Pagi ini kau rasakan udara pagi merasuk ke dalam paru-parumu,
ada rintik-rintik hujan yang turun sejak shubuh tadi.
Aku tahu kau kecewa, bukan karena apapun yang sebelumnya membuatmu kecewa,
tapi karena kau harus menunda kepulanganmu beberapa jam,
dan mungkin akan mengurangi sedikit waktumu di rumah.

Perjalanan tiga jam atau mungkin lebih akan segera menemanimu sebentar lagi,
hanya sejenak menunggu kepastian bahwa cuaca hari ini mendukung niatmu.
Ini hari yang indah sepertinya.
Kau tahu? Ini hari yang indah,
Kamis ini spesial, ada cerita panjang di balik hari ini.
Ya, hari ini adalah segalanya.
Jika mereka tahu apa yang kau maksudkan.

Dering handphone telah terdengar dua kali memanggil,
dan itu dari orang yang selalu sayang padamu dari kau lahir hingga saat ini,
yang selalu mengistimewakanmu lebih dari apa yang kau sering lakukan padanya,
yang selalu sepenuh hati mengharapkan kehadiranmu di saat apapun.
Ya, orangtuamu.

Inilah yang selalu membuatmu merindukan kampung halaman,
ada kehangatan yang tercipta di saat kau hadir.
Suasanya yang begitu ramah menyapamu.
Bukan sekedar kehangatan yang sementara,
itu yang selalu kau rasakan hingga hidupmu yang berlangsung saat ini.
19 tahun, 2 bulan, dan 28 hari.
Bukan waktu yang singkat untuk selalu mengecewakan "mereka",
dan bukan waktu yang panjang untuk bersyukur bahwa kau lahir di dalam keluarga ini,

Dan kembali lagi, kau sedang rindu.
Rindu dengan suasana rumah,
rindu dengan suasana kasih sayang keluarga.
Dan ini tak hanya sebentar, ada slot 5 hari untuk merasakannya.
Oke, sebentar lagi kau ada di sana,
di kota asal tempat kau dilahirkan.
Pulang,

Wednesday, June 5, 2013

Speak to Mirror

Kata-kata itu yang masih terngiang,
betapa bodohnya kau mempertanyakan hal yang membuat dirimu sakit.
Spesial atau tidak itu tergantung persepsi, bukan perasaan.
Ya, apapun itu aku tahu kau masih tetap memegang komitmen kok.
Kau seorang laki-laki, sudah berulang kali kau menjalani ini semua.
Bahkan dulu kau sering mengecewakan orang lain,
meskipun sebenarnya dari perspektif mereka sendirilah yang menganggapmu mempermainkannya.
Tapi sekali lagi, kau yang sekarang berbeda.
Benar-benar berbeda, kau dewasa dengan segala yang kau alami,
pengalaman sendiri yang menuntunmu.
19 tahun, 2 bulan, dan 27 hari dirimu telah diberikanNya kesempatan bernapas.
Dan itu lebih dari cukup menurutku.
Aku disini memberikan penilaian bukan hanya dari sisi sudut pandangmu saja,
tapi aku berusaha menjadi orang lain yang memandangmu dari luar diriku.
Aku tahu kau telah menganggapnya lebih dari sekedar ekspektasi rendahan.
Kau telah menjadikannya spesial dalam hatimu,
tapi sekali lagi, jika perasaan sayang diukur hanya dari sudut pandang, "Dorongan semangatmu yang sekarang tak berefek padaku."
Lalu mengapa Habibie masih bertahan dengan Ainun hingga filmnya menjadi sebooming itu?
Toh, tak selamanya Habibie merasakan dorongan semangat dari Ainun berarti, jika memang dari awal Habibie tidak benar-benar sayang pada Ainun.

Haha, itu hanya intermezo,
sebenarnya disini tak ada yang ingin menjudge satu sama lain,
tentunya, tak juga ingin kecewa dengan intervensi seseorang yang terlalu overprotektif pada"nya".
Aku tahu kamu masih terus bertahan,
ada sedikit rasa kecewa mendalam pada dirimu,
kekecewaan yang mungkin ketika meluap, tak bisa dibendung lagi.
Apa mungkin ini ujian menjelang tahun kedua kalian.
Atau memang inilah dirinya yang sebenar-benarnya.
Tapi aku masih tidak percaya,
kaupun tak ingin dengan mudah mempercayainya.
Ada banyak parameter memang, tapi tak semudah itu menyimpulkan.
Setidaknya, tunggulah sampai waktunya tiba,
aku yakin kau akan tetap sabar, dan kau pun akan benar-benar berada dalam proses pendewasaan.

Kau ada untuknya, ketika mungkin dia sedang tidak menganggap dirimu benar-benar ada.

Tapi aku yakin, kau adalah seseorang yang berbeda dariku.
Kau adalah diriku yang sekarang,
kau lebih dewasa dan lebih bisa mengambil keputusan yang terbaik.
Aku yakin itu.
Kau akan setia untuknya, jika memang dia masih memegang komitmennya.
Tapi mungkin sekedar peringatan untuknya,
aku akan sangat menyayangkan jika dia mengecewakanmu,
dan dia tak akan pernah bisa menyalahkanmu jika nantinya dia kehilanganmu.

Saturday, June 1, 2013

Aku dan Dirimu yang Dulu

Banyak sekali petuah yang diberikan, karena memang mereka pernah melakukannya.
Tapi bagi seseorang yang ada di posisi tertentu petuah itu terkadang tak berguna.
Saat ada di dalam kondisi terbaik kecenderungan manusia adalah selalu mempertahankannya, dengan ingin selalu berada di zona nyamannya.
Tapi hidup ini sungguh tak ideal, banyak yang bisa terjadi kapan saja.
Kemungkinan tak hanya satu atau dua.
Setidaknya meskipun kau sudah meramalkannya, masih ada banyak kemungkinan lain yang bahkan berantai jika kau tak berada pada alur tertentu.
Bukan berarti cenayang atau dukun kalo prediksi itu tepat, tapi apa yang kau lakukan persis seperti pola yang akan membimbingmu menuju prediksi itu.
Semua berawal dari sebuah tindakan atau langkah yang mantap, satu langkah saja.
Kau telah mengawalinya dengan berbagai pemikiran, dengan berbagai prediksi dan ramalan akan efek yang timbul nantinya.
Bahkan apa yang belum terjadi dan masih tampak tersirat pun telah kau pikirkan.
Akan tetapi sekali lagi kau terbelenggu langkah.
Dulu kau tak seperti ini, selalu ada solusi langkah yang pas dan bisa kau lakukan sesaat setelah kau berpikir.
Disini kau berusaha introspeksi pada dirimu sendiri, banyak yang sebenarnya telah kau lakukan, tapi kau masih terjebak di dalam pemikiran dan persepsi.
Jujur, tak banyak yang bisa dilakukan jika persepsi masih melarangmu untuk merealisasikan apa yang telah kau rancang matang dalam otak.
Aku memang bukan pemeran utama di sini, karena kau adalah sisi lain.
Aku hanyalah pertimbangan untuk dirimu yang sekarang memegang peranan di dalam dirimu, di dalam diriku sendiri.
Entah kau paham atau tidak bahwa aku ada di sini, di dalam dirimu.
Kau seakan melupakan apa yang pernah kau lakukan dulu.
Yang telah membimbingmu pada sebuah kejayaan dan kesuksesan sementara.
Dimana hal itu telah banyak melambungkan namamu, bahkan hingga saat ini.
Dan itu sejarah, mengapa kau tak membiarkan diriku mengukir sejarah seperti dulu lagi.
Membuatmu ada di sebuah puncak kesuksesan yang sebenarnya baru akan dimulai.
Aku sadar aku hanya bagian dari masa lalumu, tapi aku masih ada.
Aku tumbuh bersama dirimu, aku selalu ada di dirimu, di sebuah sisi kehidupanmu yang dulu.
Yang selalu tampak optimis luar dalam, selalu memiliki harapan besar dan tak pernah takut gagal.
Yang selalu bisa membagi waktu dengan baik meskipun hanya manajemen waktu sederhana.
Tapi setidaknya aku lebih baik daripada dirimu, aku telah berhasil membuktikan kredibilitasmu di hadapan orang lain.
Sekarang kaulah yang sepenuhnya memegang kendali di kehidupanmu.
Aku tahu, mungkin aku tertinggal di masa lalumu, akan tetapi aku ada di dalam dirimu.
Banyak peristiwa yang kau alami, sedangkan aku hanya mengamati.
Mengamati dari dalam dirimu, mengamati dari dalam kesendirianmu yang kau rasakan saat ini.
Jujur aku salut dengan keberanianmu untuk melangkah sejauh ini tanpa sedikitpun rasa takut untuk 'sendiri'.
Tapi tidakkah kau rasakan, perubahan di dirimu saat kau yang memegang peranan.
Kau lebih sering menggunakan perasaan dan terjebak dalam pemikiranmu sendiri daripada melakukan sesuatu.
Yang bahkan sebenarnya sesuatu itu telah ada dalam rancanganmu, tapi tak sempat kau lakukan karena kau terlalu banyak berpikir.
Aku tahu banyak peristiwa yang membuatku berubah menjadi dirimu.
Tapi ingatlah satu hal, kau tak harus berubah menjadi diriku, kau yang sekarang lebih dewasa dari diriku, pola pikirmu telah jauh di depan, akan tetapi kau tak harus terpengaruh dengan keadaan, jadilah dirimu sendiri.

"Pernah jatuh bukan berarti bodoh, karena ada sebuah pengalaman berharga yang tak orang lain dapatkan, tetapi kau miliki."

Dulu aku belum pernah merasakan apa itu gagal, apa itu terperosok ke bawah. Itulah yang membuatku yakin dirimu akan membawa diriku jauh lebih baik, karena pengalaman langsung yang membimbingmu sampai saat ini. Aku percaya padamu, pada diriku yang sekarang.
Dan kuharap aku bisa menjadi sisi lain yang akan selalu berarti untukmu, karena aku tak ingin hanya menjadi masa lalu, karena aku tumbuh dalam dirimu, dan selalu ada untukmu.

"Everything's started from a trust, but never trust in wrong people."

Setidaknya jika kau tak percaya pada orang lain, atau tak ingin percaya pada orang lain. Percayalah padaku, sisi lain dari dirimu yang selalu ada untukmu, dan siap menjadi siapa saja bagimu.
Tunjukkan siapa dirimu, dan siapa diriku yang dulu memegang kendali atas dirimu.
Karena aku yakin, dengan segala apa yang pernah kau alami, kau tak hanya mampu berpikir logis, dan pemikiranmu yang bagus tak seharusnya hanya terbelenggu di dalam otak, yang nantinya kau lupakan.
Aku ada disini, jadikan aku pertimbangan terbaik jika kau bimbang.
Tak seharusnya kita parsial, karena kita satu.
Ada di dalam tubuh yang sama, jiwa yang sama, dan dalam satu pemikiran.
Lakukan yang terbaik, dan jadilah dirimu sendiri.

Wanna support???