Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Wednesday, November 7, 2012

Mencari Tempat ke-14 (Season Paruh Semester 1)

Ini tahun kuliah pertamaku,
berawal di bulan Agustus yang mungkin aku sebut sebagai gerbang menuju rumah singgah,
waktu bergulir begitu lama di bulan September.
Hari - hari yang berat masih terasa berat dan menyulitkan,
banyak pengalaman baru dan orang - orang baru yang kutemui.
Dari yang hanya melihat orang lain sebelah mata,
sampai orang yang benar - benar peduli dengan orang lain.
Tapi itu semua masih awal, fase peralihan, fase pencairan gunung es,
mengapa kusebut demikian?
Karena ini masih bulan kedua kami semua berinteraksi.
Hingga sebuah tantangan pertama datang,
menguji kami dengan segala cara,
kami yang belum bisa berdiri sepenuhnya,
harus terseret terseok - seok untuk berjalan,
tertatih hingga terpincang - pincang kami sedikit berlari kecil,
tapi perih ini semakin terasa,
ujian yang datang berhasil membuat anggota tubuh kami terluka,
terluka dengan amat dalam, hingga tak nampak ke permukaan.

Bulan Oktober,
luka dalam kami telah sembuh, karena dia telah memuntahkan nanah yang menggumpal dari tubuh kami.
Meski sakit masih terasa,
kami berjalan perlahan, tepatnya dengan bersandar dengan sebuah tongkat,
tongkat kebersamaan.
Kami mulai bisa menerima satu sama lain,
kami mulai bisa menyelami hati masing - masing,
dan kami mulai memiliki rasa saling menjaga, meskipun masih dalam kadar yang sangat amat kecil,
Hanya saja memar di tubuh kami masih terasa sakit dan belum terobati.

Hingga tibalah di sebuah waktu.
Paruh kedua semester satu,
Evaluasi Tengah Semester baru saja usai,
dan luka memar kami telah pulih dan kami siap untuk berlari,
satu hari, dua hari, tiga hari, hingga beberapa saat lagi kami telah meraih tali yang akan membawa kami menuju dimensi yang lebih tinggi,
tapi sekali lagi kami salah mengambil langkah,
luka lama kami kembali berdenyut nyeri,
sangat menyakitkan bahkan kami tak sanggup untuk melompat lebih tinggi untuk meraih satu satunya jalan kami untuk maju,
keinginan kami sangatlah kuat, ingin rasanya kami memotong luka kami dan meninggalkannya sendiri.
Tapi dimana luka itu? Di mana kami merasakan sakit yang menyiksa itu?
Kami memutuskan untuk mengikatkan sisa tali yang akan membawa kami terus naik itu,
pada salah satu anggota tubuh kami,
dan kami memilih leher,
Sedikit lagi kami sampai ke sebuah dimensi baru itu,
meski sesak yang kami rasakan,
kami tetap berusaha untuk mampu menahan rasa sakit kami,
satu tarikan lagi, dan kami akan bebas dari dua rasa sakit yang menyiksa ini,
tapi rasa sakit luka lama menggerogoti keteguhan leher kami,
satu - satunya pengikat jalan kami.
Hingga sebuah teriakan keras terjadi,
menghentikan semuanya, perjalanan kami terhenti di tengah - tengah fase peralihan.
Sesak leher masih terasa,
dan rasa sakit akan luka lama kami masih terasa.
Sangat terasa, tapi kami tak tahu di mana rasa sakit itu berada,
kemana kami harus mengadu,
dan kemana lagi kami harus berjalan,
karena kaki kami tak lagi menyentuh tanah,
kemana lagi kami harus berpegang, karena dimensi atas telah menutup pintunya dan meninggalkan kami tergantung di sana.
"Hey, 'SAKIT'! Perlihatkan, dimana kau berada, kami akan menyembuhkanmu bersama, wahai 'SAKIT' kau sungguh membuat kami tersiksa, menghambat kami di saat kami terikat maju bersama, mengapa kau tak berbagi rasa pada kami sebelumnya? Jika kau ingin tinggal, kami tetap menganggapmu sebagai anggota tubuh kami, meskipun kita berbeda dimensi. Mengapa kau lakukan ini pada kami??"
Jeratan tali ini bisa kapan saja dilepaskan,
tapi sekali lepas, jalan kami tertutup.
Tapi kami juga tidak mampu meraih dimensi kalian,
Tolong kami, tarik kami, bawa kami ke dimensi kalian,
Dengan tatapan tajam, kalian hanya berkata, "Berhenti!"
Hanya itu yang mampu kami dengar, karena sesaat setelah itu, kami terpejam tak sadarkan diri.
Kami Pingsan.....

BERSAMBUNG

Wanna support???