Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Friday, August 19, 2011

Hembusan Nafas Pertama

semua berjalan biasa, tak ada yang berubah,
hanya satu dua patah kata,
terkirim dan terbaca,
semuanya hanya seperti biasanya,

sepertinya "filosofi pasir" yang pernah kutulis akan berguna,
tak hanya dalam hal cinta,
tapi dalam hidup, apapun itu...
tak banyak yang bisa dinikmati hari ini,
tapi kita buktikan saja nanti,
saat semua yang merasakan senang kali ini,
berbalik menjadi tangis di kemudian hari,

dan peluh yang menetes detik ini,
akan jadi benih kebahagiaan yang kita tuai nanti,
boleh saja bersenang dulu,
tapi ingatlah konsekuensinya,
jangan terlalu berlebihan,
karena ini dunia nyata, bukan cerita....

Hidup bukan sekedar hari ini,
masih ada masa depan yang harus dijalani,
jalur takdirNya yang belum kita ketahui,
akan menanjak, turun dengan curam, atau bergelombang penuh rintang...
halangan dan dinding tinggi, terhampar...
rumput hijau nan indah pun tersebar,

Tak akan selalu bersusah,
dan tak akan pula selalu menyenangkan,
ini benar - benar kehidupan,
bukan dongeng yang nantinya berhenti saat sang tokoh mengakhiri hidup meregang nyawa mengenaskan,
atau sang tokoh menikah dan hidup bahagia selamanya, "Life happily ever after"
tak hanya terdiri dari happy ending ataupun sad ending,
semuanya bisa terjadi,

itu hanya pendapat,
tapi memang benar terjadi di hidupku,
tak hanya sekedar bahagia sesaat, yang diharapkan,
juga butuh linangan air mata sejenak untuk mengingat kerasnya hidup,
agar usaha tak terkesan sia - sia tanpa pengorbanan,

bertajuk "kehidupan"
tak harus menceritakan tentang sejarah,
bisa juga tentang arti kehidupan,
makna nyawa yang Dia tiupkan ke dalam jasad hina ini,
juga kiasan - kiasan yang memberikan warna kehidupan,
juga agar kehidupan tidak terkesan stagnan dan kelabu,
hanya terdiri dari hitam putih warna baik dan buruk,
karena tak sedikit pula tercemar kemunafikan,

itulah hidup, cerita tentang khalifah - khalifah anak cucu Adam penghuni alam fana,
Bumi...
Yang terkadang mencari arti hidup dengan berbagai macam cara,
dari pemikiran hingga kiasan sajak, syair daan kata - kata...
terperinci dalam setiap detik denyut nadi yang tertanam dalam tubuh,
setiap insan yang masih menghembuskan nafas irama kehidupan...

Tuesday, August 16, 2011

Pantulan Masa Lalu (A.L's History)

Sebuah nama yang tidak biasa,
yang sampai saat ini pun kau tak tahu maknanya,
dipersingkat dengan 2 huruf unik berbatas titik...
3 tahun lalu pernah jadi inspirasimu...

hingga saatnya tiba,
kau tak tahu keberadaanya,
1 tahun tak cukup waktu untuk memburunya lagi,
sahabat dunia maya,
kau kehilangan inspirasi,
dan semuanya berawal,

Kau berusaha memvisualisasikannya ke dalam sebuah nama,
di diary elektronikmu, juga di account jejaring sosial...
Tak terhitung yang mencela apa artinya,
terserah, mereka punya hak...
Tapi bagimu itu sangat berarti,

Karena dia yang memberikanmu identitas itu,
P.T.I
Itulah inisial nama yang akhirnya kau pilih,
Terpampang jelas di sebuah header dalam suatu diary elektronik,
berisi sajak dan syair,
yang mungkin jika seorang sastrawan membacanya,
sering terdengar tawaan dan cibiran...
Karena memang lebih banyak tak bermakna,

A.L
Kini kembali kautemukan nama itu,
lebih tepatnya inisial dari nama seseorang yang kautemui saat ini,
yang awalnya hanya membuatmu penasaran,
bingung dengan kata - kata singkat yang ambigu,
yang terkirim ke inbox ponselmu,

Hanya perkenalan singkat,
tapi sepertinya dia berbeda,
tak banyak yang bisa kaukatakan,
hanya bisa mengenang sosok inspirator,
sahabat dunia maya yang telah tiada 3 tahun lalu,

Yang kini.
tergantikan dengan sosok yang baru,
bukan berarti A.L yang sekarang menjadi penggantinya,
hanya saja, kembali menjadi inspirator,
yang bukan berarti, kau harus menanggalkan "T dan I" yang ada di inisial paling belakang dari namamu,
Itu tetap menjadi kajian,
tetapi menjadi gayamu,
ciri khas dari karya - karya sederhana milikmu,


P.T.I

Sunday, August 14, 2011

Cerita di Depan Cermin

Bangunan mungil berwarna cerah,
terletak di sebuah pinggiran kota kecil...

Agak jauh dari keramaian,
butuh waktu 10 sampai 15 menit untuk merasakannya...
Seseorang duduk termenung di salah satu ruangan di rumah itu,
memandangi laptop yang mengalunkan lagu - lagu pop akustik favoritnya,

hanya ada kau sendiri di sana,
bukan di dalam ruangan itu, tetapi di dalam rumah itu...

Waktu menunjukkan pukul 12:34 WIB
kau teringat akan lantunan adzan yang terdengar samar di sela - sela alunan lagu dari laptopmu tadi,
tak lama kau telah berada di dalam ruangan kecil dengan bak mandi penuh dengan air,
di sana kau basuh tubuhmu seraya bergumam niat...
kain yang kau pakai dan sajadah yang kau buka menandakan kau sedang rindu padaNya,

tak berapa lama sujudmu berakhir dengan salam terakhir,
kembali mengurung diri dalam ruangan berdinding putih yang belum terlapisi cat,
di sana kau duduk bersila diatas kasur dengan pakaian berserakan diatasnya,
sebuah printer berwarna hitam hening tak bergerak di samping kirimu,
hanya terdengar alunan lagu - lagu dari laptop dan sesekali terdengan suara jemari mengetikkan sesuatu,

beberapa kalimat yang kau pikirkan tak ingin berlama - lama di dalam pikiran,
jemarimu telah membuatnya nyata,
tergambar jelas dan terbaca indah...
di sebuah diary elektronik kau mengatur skenario,
menuangkan pemikiran demi pemikiran.
Yang khas kau miliki,
tanpa ada aturan yang pasti,
ataupun sesuatu yang membatasi,

Di dalam kesendirian,
kau mulai berpikir tentang tanggung jawab,
di dalam kesendirian kau membayangkan sesuatu tentang masa depan,

tiba - tiba sebuah nada pesan dalam mode getar berbunyi,
kaulihat nama yang muncul,
A.L.
Sebuah nama yang baru - baru ini telah berhasil membuat pikiranmu kacau,
membuatmu tak sabar menunggu setiap balasan pesan darinya,
meskipun hanya berupa 2 atau 3 kata,
mungkin terkesan singkat,
tapi bagimu itu misterius,
seorang wanita unik yang memberikan harapan serta semangat baru bagimu...

Sudah terlalu banyak deskripsi tentangnya...
tak berapa lama berbagai macam pesanmu telah berhasil kau kirim padanya,
kau kembali termenung,
memikirkan kehidupan,
melalui pemikiran yang menerawang jauh,

sekali lagi kau mengetikkan beberapa kata pada keyboard laptop.
tak ada yang istimewa,
hanya setelah itu sebuah nada panggil berbunyi dari ponselmu,
hanya sebuah telepon dari ibumu yang memang sedang tidak dirumah,
pergi bersama ayah dan kakakmu,
di panggilan itu kau menerima beberapa pesan tentang rumah,
dan terputus,
setelah panggilan itu terputus kau lakukan apa yang beliau pesankan,

Tapi kembali lagi kau dalam kesendirian,
bukan rasa takut atau bosan,
hanya saja perasaan galau, bingung, gundah...
entah apalah namanya,
kau hanya terus saja menuangkan skenario - skenario gilamu ke dalam diary elektronik...

Memang tak banyak pesan yang bisa kau bubuhkan,
hanya cerita tentang dirimu yang sedang sendiri,
termenung, bertukar pesan dengannya, menerima pesan dari ibumu,
juga dirimu yang sedang gundah dalam kesendirian dan menuangkannya di dalam diary elektronikmu...
terkesan tak penting memang,

tapi cukup menarik untuk mengisi hari - hari yang sedang sepi,
dan berbagi kisah dengan yang lain...

Saturday, August 13, 2011

Skenario Kelahiran dan Kehidupan

awalnya hanya satu,
terlahir dari dua keluarga yang berbeda...

dua anak manusia,
terkadang juga terlahir di belahan dunia yang berbeda,
dengan jenis yang berbeda,
kita tak akan pernah tahu,
di mana, kapan dan bagaimana mereka bertemu,
yang pasti semuanya telah diatur di dalam skenario keagungan penciptaanNya,

seorang pria gagah yang hari ini masih menjadi seorang bayi yang baru dilahirkan,
tak akan tahu seperti apa wujudnya dulu,
dan bagaimana kelanjutan hidupnya di masa depan,
semua hanya berjalan semestinya,

seorang wanita cantik yang detik ini baru saja membuka matanya dan melihat dunia,
tak pernah mengerti menjadi apakah dia sebelum terlahir,
lalu jadi seperti apa dia di masa depan...
dan semuanya hanya mengalir begitu saja,

hingga suatu masa,
menemukan jalannya,
Dia mempertemukan mereka di dalam sebuah takdir,
yang tak ada seorangpun pernah bisa meramalkannya...
terkadang dari sebuah pertemuan sederhana,
atau hanya dengan sebuah tatapan mata,
pertemuan dua hati tak pernah bisa di duga,
hanya Dia yang tahu prosesi pertalian perasaan itu,

sampai tibalah saatnya mereka bersatu,
di bawah naungan janji suci yang terucap,
saat itu hanya perasaan senang yang akan mereka rasakan,
tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,

yang mereka pikirkan hanyalah sebuah rencana,
yang memungkinkan bertambahnya kebahagiaan mereka di masa yang akan datang,
hari - hari berlalu seperti biasa,
malam pertama mereka berjalan biasa,
tak perlu tergambar dengan jelas bagaimana kisahnya,
hanya saat hal itu tiba,

saat di mana berjuta - juta sel sperma yang saling berlomba meraih takdir mereka,
dan satu sel telur telah menunggu untuk menyematkan satu tahta persatuan,
atau bahkan dua, atau bahkan tiga,
Ah... semua tak akan pernah berhenti jika kita memikirkannya,
yang akan aku kiaskan hanyalah satu...
proses pertemuan kedua sel yang terkesan singkat jika kita melihat dari sudut pandang masa lampau,

hingga diferensiasi terjadi,
tangan - tangan mungil, hidung kecil yang terbentuk,
semuanya terlihat begitu biasa,
tak ada yang istimewa,
hanya saja, ketika saatnya tiba...
satu pemikiran yang muncul,
"akankah embrio ini akan mengulang sejarah ayah atau ibunya?"
sekali lagi tak akan ada yang tahu...

Mungkin saja, ketika bayi ini kelak menjadi seorang pejantan,
hanya kembali mengulang jalan ceritaNya untuk menemukan belahan jiwanya,
seorang wanita yang akan menemani hari tua hingga akhir hayatnya,
Atau jika bayi ini kelak menjadi seorang wanita,
hanya akan kembali mengulang skenario yang Dia buat,
untuk kembali menjadi hawa bagi adamnya...

Sebuah cerita unik dariNya...

Friday, August 12, 2011

Konsepsi Badai

angin berlari dengan sombong memamerkan kekuatan,
hujan yang turun pun seolah mengetahui tentangnya,
mereka berkejaran saling mendahului untuk tiba di bumi,
berbeda dengan awan, yang berarak berkumpul menyambutnya,
bukan awan putih ramah yang menyapa,
melainkan awan hitam tebal dengan tumpukan uap air yang menggembung di bagian lekuk tubuh,
menjadi pertanda suatu peristiwa akan terjadi,

kilat dan petir menampakkan dirinya,
berjalan - jalan sore dengan riang gembira...
sesekali angin menghampiri mereka...

lautan mulai cemas dan gundah,
ombak pun berlarian menghindari angin yang mengejarnya...
Pohon - pohon dan semak seolah tak melawan,
tanah masih tetap hening, tak berkata...

Matahari senja tak lagi menampakkan indahnya mega merah,
sinarnya telah tertutup saudara kembar awan hitam, mendung...
anak - anak hujan telah turun mendahului,
dan sekarang saatnya orang tua mereka yang turun ke bumi,
awan semakin lebar membuka gerbang pelarian sang hujan,
seolah tak tahan menahan hentakan ketakutan mereka semua...

hanya angin, yang tak pernah bosan jika saat - saat seperti ini datang...
Tornado, angin puyuh, angin topan, atau apalah namanya,
mereka keluar berjalan - jalan dengan lenggak lenggok khas yang biasa mereka tunjukkan,

dan lagi, kilat dan petir bergantian saling melempar senyum,
melangkah di sela - sela tekanan udara di atas awan,
memperlihatkan betapa senangnya mereka,
karena tugasnya di dunia telah dimulai,

pelangi yang sedih melihat semuanya terjadi tak lagi tersenyum lebar penuh warna,
dia hanya mampu bersembunyi di balik awan bersama kilau cahaya matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat...

Ombak lautan sudah mulai tak sabar dengan cambukan sang tornado,
mereka ingin melawan,
hingga perang pun dimulai,
air hujan yang tak ingin lagi melakukan pembelaan pada kesombongan langit,
melakukan terjun bebas dengan segenap tenaga mereka,
bersatu dengan ombak untuk memanjat tubuh tornado,
pusaran perang besar terjadi,
Lautan merintih...
Anak mereka tak dapat mengendalikan diri,
"Ombakku sayang, janganlah kau lakukan itu nak..."
Namun, suara rintihan sang laut telah
terkalahkan oleh tawa kilat dan petir serta bisiikan angin yang tak ingin melewatkan perang besar ini,
seolah mereka sedang menyaksikan tontonan yang benar - benar seru,

Matahari tak mampu lagi melihatnya,
pergilah dia ke belahan bumi yang lain untuk mengadu,
mengadu pada sang khalik,
tentang apa yang terjadi di separuh bagian bumi,
Tapi tuhan tak menjawab aduan matahari,
isak tangis pelangi tak lagi menjadi pertimbangan bulan untuk mau menampakkan diri...

Sang malam pun tiba, mengatakan selamat tidur pada siang,
dia memanggil bulan dan bintang - bintang,
tapi tak ada satupun dari mereka yang mau muncul,

Keadaan bumi dan langit masih sama,
belum bisa berdamai dari perseteruan mereka saat itu,

Sekarang bukan kiasan yang terjadi,
tetapi kenyataan,
Manusia menjadi korban,
Laut tak mampu menangis lagi,
saat tanah masih hening,

dan bumi pun tak hanya berdiam diri,
dia marah,
Bumi membangunkan tanahnya,
"Wahai tanah, hentikanlah keadaan ini,"
Tetapi tanah tak mampu berbuat apa - apa,
lalu bumi berteriak pada lautan,
"Lautan anakku, mengapa kau membiarkan anakmu meluapkan kemarahannya pada tornado? Bukankah biasanya kau bisa meredam itu semua..."
Tapi sekali lagi lautan hanya mampu marah dan tak berbuat apa - apa...

Lalu sebuah cahaya suci muncul,
merasuk ke dalam pusaran antara tornado dan ombak...
Memisahkan mereka berdua,
seakan tak ingin mengakhiri itu semua,
mereka merajuk, berteriak, meronta...
Tak rela jika pertarungan ini tak ada hasilnya,
tak ada pemenangnya,

Tapi apa kata cahaya suci itu,
"Aku bukan benda - benda pelengkap bumi seperti kalian, tapi aku makhluk ciptaanNya,
Aku diperintahkan untuk melerai kalian,
tak sadarkah, apa yang sudah kalian perbuat pada bumi?"
Rintihan ombak semakin nyaring,
"Aku tak memulainya," dan merangkak turun ke dalam pelukan lautan
Tornado tak berkata apa - apa lagi,
dia hanya mampu melepaskan bisikan bagi sang angin untuk segera pergi bersamanya...
Malam telah bosan menyaksikan bumi kala itu,
Dia ingin segera tidur,
Bulan dan bintang - bintang yang tak ingin muncul saat itu, memutuskan untuk terlelap lebih cepat,

Pagi menyapa,
lautan berhenti menangis, bumi tetap hening, pohon - pohon dan semak tak lagi bergerak,
tornado telah kembali ke peraduan tidur panjangnya,
awan hitam telah melepaskan masa kelamnya,
awan putih kembali menyapa...
Matahari yang cerah mengarahkan sinar terangnya menuju bumi lagi,
dan si kecil pelangi muncul dan tertawa lagi bersama uap air yang kembali ke rumah singgahnya,
berjalan pelan naik untuk tidur dan menunggu metamorfosis dirinya mejadi hujan kembali...

Cahaya suci menghilang,
seraya tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal...

Tuhan telah menghentikan permainan yang ia ciptakan,
skenarionya berjalan sempurna,
hingga tak ada satupun yang menyadari,
bahwa cahaya suci yang muncul adalah malaikat,
yang sengaja Tuhan kirimkan untuk mengembalikan keseimbangan perdamaian di bumi...

Tak bisa dipercaya,
Kaulah sang badai...

Monday, August 8, 2011

Cinta dan Tuhan

satu kekuatan,
dengan sebuah dorongan yang menakjubkan...
bersatu dalam nafas setiap manusia,
yang terkadang tak mereka sadari.
Banyak yang terukir dalam hati mereka,
tapi hanya sedikit yang mereka resapi dengan logika,
membutakan diri sendiri dengan dalih perasaan...
Yang sangat tidak bijaksana jika mereka lanjutkan,

Tapi sekuat apapun pengendalian diri,
hati tetap tak terkendali,
melahirkan nafsu dan sebuah pemikiran dangkal,
yang tak jarang berujung pada kekecewaan...

Memang benar, hati dapat merasakan,
tapi hati yang mana?
yang berada di dalam rongga dada manusiakah?
bukan,
itu hanyalah organ lain...
tak berguna dalam hal analisa hidup!

pikiranlah yang mengambil bagian dari semuanya,
dari mulai hal negatif hingga hal positif yang menimpa kehidupan kita,
itu semua keputusan pikiran...
juga masalah perasaan,
pikiran pula lah yang mengatur...

Serotonin yang dihasilkan tubuh pun,
otak yang memerintahkan,
Rasa bahagia saat merasakan dampaknya pun,
pikiran yang merasakan,

Jadi benar - benar tidak bijaksana seorang manusia yang tak sempurna ini,
menyalahkan kesempurnaan rasa yang Dia berikan,
dan mengambinghitamkannya dengan berjuta alasan...
"Cinta itu buta." "Cinta tak kenal dimensi kehidupan."
Dan dalih - dalih yang lainnya,

Karena semua yang dirasakan, seharusnya telah mereka analisa..
dengan matang dan penuh pertimbangan,
dengan bantuan sang malaikat di dalam dirinya, pemikiran dan logika.
Tapi,
sekali lagi seekor setan telah berhasil memperdaya mereka dengan nafsu yang ia munculkan...

Dia telah memberikan jalan bagi manusia,
tak ada satupun yang luput dari tujuan penciptaan sang khalifah bumi ini,
Semua telah teratur rapi di dalam qodarNya,
tak perlu yakin dengan apa yang sedang dirasakan,
dan tak perlu sepenuhnya sayang dengan seseorang yang dekat,
karena semuanya itu bukan kehendak kita,

Bahkan, rasa sayang manusia yang muncul saat ini,
belum tentu akan Dia biarkan untuk berlanjut di masa depan,
karena garis - garis takdirNya sudah jelas,
dan tak perlu dan tak pantas dipertanyakan,

Kesempurnaan yang luar biasa...

Saturday, August 6, 2011

Kelahiran Sebuah Jiwa

Sebuah jiwa baru telah terlahir,
jiwa yang tersadar dari sebuah ketidaksadaran qalbu yang terlalu lama,
buta tentang sesuatu yang seharusnya tak terpikir untuk terlupakan,
sebuah penuntun kehidupan,
tersusun rapi dalam kata - kata paling indah,
paling sempurna...

Jiwa itu terlahir melalui sebuah tangisan suci,
dari seseorang dengan embrio kesadaran barunya,
yang sebenarnya dulu telah ia ciptakan...
Sebuah tangga menuju jalan Illahi,
dan telah ia lapukkan sendiri,
hingga tak kuasa untuk menahan dosa - dosa yang baru ia sadari hari ini...

bukan apa - apa, hanya saja...
perasaan malu tentang sesuatu hal itulah yang membuatnya tak ingin mencurahkan isi hati padanya lagi,
tak mau menyentuh fisik indahnya lagi,
dan tak kuasa untuk menentukan sesuatu yang berasal darinya...

tapi kali ini,
tetesan air mata suci itu lah yang mungkin membuatnya sadar,
tentang pentingnya penuntun hidup,
sebuah uraian akan kehidupan,
baik yang ada di alam fana' ini,
maupun di akhirat nanti...

dimulainya dari sebuah titik awal yang baru,
ia mundurkan langkahnya hampir 25 tingkat...
Untuk menebus kesalahannya saat meruntuhkan jalannya sendiri,
jalan yang telah ia arahkan pada sebuah tujuan akhir kehidupan,
kenikmatan surgawi nan hakiki,
yang telah ia mulai sejak dosa - dosanya masih menjadi tanggung jawab orang tuanya,
hingga saatnya tiba,

kali ini dia mencoba untuk kembali merasakan,
melakukan, apa yang tidak ia lakukan di masa setelah itu semua berakhir...
dengan penuh harapan,
dan sebuah keikhlasan,
di bulan penuh keridha'anNya inilah dia memulai kembali...
Sebuah perjalanan baru,
yang telah ditempuhnya,
dan ingin ia perbaiki kembali,
setapak yang sebelumnya telah rapi nan indah,
tak terkoyak setelahnya...

Sungguh sebuah kenikmatan besar,
jika petunjuk itu langsung diberikan olehNya...

Subhanallah!!!

Friday, August 5, 2011

Serpihan Cerita Hidup

Terlalu banyak yang dipikirkan,
terlalu pelik masalah yang ada,

seorang anak lelaki duduk di sebuah ruangan dengan lampu yang padam,
tertegun dalam lamunan panjang dalam pikirannya sendiri,
tak jarang pula ia menolehkan kepalanya ke arah yang tak tentu entah mana tujuannya...

Sebuah kalimat - kalimat penuh makna terlontar dari mulutnya,
disusul dengan sebuah pendapat dari seseorang entah siapa di sana,
duduk bersila tepat di depannya, seorang pria dengan siluet fisik tubuh yang kekar di atas kursi.

Tak tahu kapan moment itu dimulai,
perdebatan,
penyanggahan,
ketidaksamaan persepsi,
perbedaan paradigma,
juga rentang usia yang berbeda tidak menyurutkan nyali dari anak tersebut.

Banyak sekali kata - kata yang mampu ia petik dari pembicaraannya pagi itu.
Dari mulai pengalaman hidup sang bapak,
hingga sebuah pengakuan tentang sudut pandang orang tua yang sampai saat ini orang muda sulit untuk memahaminya,
Sebuah wawasan baru sang bapak tentang kehidupan,
seakan mengembalikannya ke dalam sebuah pembicaraan dan penerawangan pikiran yang jauh...
dan hampir tak bertepi,

Itulah hidup,
meskipun semuanya telah terkuak,
seakan tak ada satupun sekat yang menutupinya,
tapi tirai kabut rahasia hati seorang bapak yang tidak dapat ia ungkapkan secara langsung,
dan hanya mampu menyiratkan pesannya melalui sebuah signal pengakuan,
dan ketidaknyamanan tentang sesuatu,
emosi dan kemarahannya yang dulu...
Bukanlah sesuatu yang  terjadi begitu saja,
semuanya mengalami transformasi dan peralihan yang tidak gampang,
semuanya berlangsung lama, hampir satu setengah generasi.

Itu berlangsung secara terus - menerus,
hingga saatnya tiba,
seorang anak lelaki mampu menyelam ke dalam lautan perasaan seorang bapak...
Seseorang yang telah membesarkannya hingga tibalah saatnya,
kini dia tak akan mendapatkan sesuatu dari sang bapak,
melainkan mencari apa yang beliau tak dapat ungkapkan secara verbal,
sebuah pemikiran parsial dan tak pernah terungkap,
dari sebuah perasaan yang tersirat dari kata - kata dan tindakan...

Itu semua berawal dari pembicaraan tentang apa yang telah terjadi,
sebelum semuanya berubah, sebelum sang bapak berubah...
Tapi kini semua berubah,
Beliau menjadi orang yang dapat menerima sesuatu dengan logika,
bukan hanya analisa dangkal dan emosi semata...

Seluas - luas apapun hati terbuka,
tetap ada satu sisi memori yang harus tersembunyi,
terpatri dalam angan sebuah harapan akan ketidakmunculan ingatan itu...
rasa takut akan emosinya yang memuncak dari ingatan masa lalunya,

Perlahan dapat terbuka,
terselami oleh sebuah percakapan sederhana yang sedikit melibatkan kemampuan dalam bermain kata - kata,
dan tak hanya itu,
logika lah yang berbicara...
Dengan sedikit visualisasi pencitraan lain dari otak, yaitu perasaan...
Atau biasa dikenal dengan 'hati'...
Tak banyak yang tersimpul...
Hanya satu anggapan yang muncul...
"Seluas - luas apapun hati terbuka,
tetap ada satu sisi memori yang harus tersembunyi,"

Sekali lagi, tak ada sesuatu yang akan bisa dipahami,
jika tak ada perasaan percaya...
Timbulnya kepercayaan hanya berawal dari kata - kata...
Tak perlu sajak dalam berkata,
hanya perlu pemikiran matang sebelum terucap,
tanpa ada perasaan ingin menggurui,
sang anak telah mampu menggiring kepercayaan seorang bapak,
hingga semuanya terungkap,
dan janji kesepahaman yang terjadi antara mereka tak akan pernah bisa ditemukan oleh orang lain,
karena itu melibatkan perasaan mereka,
perasaan saling percaya, perasaan saling menerima...
Menyadari apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi,
dan memikirkan apa yang akan terjadi...

Sekali lagi, sang anak mendapat wasiat berharga dari sang bapak...
Bukan usia yang membedakan kedewasaan pemikiran,
Hanya kemampuan, pola fikir dan pengalamanlah yang menjadikannya tak sama...
"mungkin kau telah mampu menelaah makna 2 pembeda itu, tapi hanya satu yang kau belum miliki, yaitu pengalaman." kata sang bapak
"sedangkan untukku, mungkin ketiganya telah mampu kumengerti, tapi ternyata kemampuan yang kumiliki dari yang telah kualami hingga hembusan nafasku detik ini, belum cukup untuk memahami jalan pikiran kehidupan di masa ini. Semuanya itu bisa kudapat darimu, nak. Kau mampu melakukan itu semua, apa yang tak sempat aku lakukan sebelumnya. Membuka tabir, sekat antara pikiran, perasaan, dan perkataan dari orang tua yang tak bisa dimengerti oleh seorang anak, begitupun sebaliknya..." tambahnya "tetapi sekalipun kau mampu melakukannya, sekali lagi, kau masih belum memiliki cukup pengalaman untuk melanjutkannya."

dan semua kata - kata itulah,
yang telah tersirat dari 'diam'nya sang bapak...
yang mampu membuat anak lelaki itu tak hanya kagum,
tetapi semakin yakin akan apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi...
dan mampu memikirkan dengan matang apa yang akan terjadi selanjutnya,
di dalam dirinya...

di dalam sebuah Kehidupan!!!

Thursday, August 4, 2011

Sebuah Pemikiran tentang Kedewasaan

Ketika sebuah rayuan membutakan hidup,
tak banyak yang dapat dilakukan...
Terlalu dini tuk melangkah,
berpaling pada sesuatu yang lain pun tak mampu,
terlalu kuatkah sebuah kata - kata itu?

percayalah, suatu saat itu akan terjadi...
itupun jika kau menginginkannya,
semua tergantung dari hatimu.
bergantung pada orang lain,
atau turuti kata hatimu,
karena terkadang kata hati dapat membohongi,
gunakan logikamu, akal sehatmu...

Dengarkan apa yang kau ingin dengar,
apa yang pikiranmu ingin lakukan,
apa yang logikamu bisa terima,
karena hati tak sepenuhnya benar,

Karena hati itu pembohong,
hati itu pecundang,
tak pernah sebenar-benar apa yang tersirat selama ini,
"bicaralah pada hatimu"
Benarkah kau akan melakukannya?
jika memang benar,
berarti kau bodoh!

Semuanya bodoh,
siapapun yang mempercayai hatinya...
Karena hati tak akan pernah selalu berpegang pada hal yang pasti,
semuanya empati, semuanya simpati,
terkadang juga cinta...

Tapi bicara soal itu semua,
hati itu pembohong...
hati itu pecundang...

hanya mampu menyiratkan pesan, tanpa visual...
hanya mampu merasa, tak berkehendak...
hanya mampu menganalisa, tak beralasan...
hanya mampu bersembunyi di dalam diri, tak pernah tergugah...
hanya mampu tersakiti, tak dapat melakukan pembalasan...

karena hati itu bodoh,
hati itu pembohong,
hati itu pecundang...

karena hati bukanlah benar - benar hati...
karena hati bukanlah kalbu yang selama ini orang katakan...

Hati adalah kiasan dari sebuah pemikiran panjang manusia...
sebuah visualisasi dari alam bawah sadar yang peka akan sesuatu,
bukan hati yang menganalisa, hanya otak yang berpikir...
Hati tak berkata, hanya otak yang mengisyaratkan...

Karena hati dan otak berbeda...
tetapi dalam satu kiasan yang sama,
yaitu pemikiran,

Pemikiran mendalam dan penuh dengan analisa logika yang matang dan tak tercaci...
Tak ada kesalahan,
tak ada ketidaksempurnaan,
ketika pemikiran sudah bersatu dalam gerak langkah manusia...
di setiap langkah, di setiap nadi...

Itulah kedewasaan...

Tuesday, August 2, 2011

Ambigu sang Waktu

semua terasa sepi,
semua terasa penat...
berlalu begitu saja,
hanya terlihat baik di luarnya saja...

entah dari mana kata - kata ini muncul dari dalam benakku,
percaya pada awalnya,
tapi pada akhirnya,
aku menyesal telah mempercayainya...

semua itu berakhir dan lenyap tak berbekas,
kata - kata indah,
rayuan manis dan hembusan nafas kekaguman,
semuanya sirna...

Bingung, bimbang, tak tahu pasti..
apa yang tengah melanda,
siapa yang merasakannya,
tak pernah seperti ini sebelumnya...

hari penuh dengan rasa sesal...
dan kebencian mendera,
karena itu tak akan pernah sebanding dengan apa yang telah dilakukan...
kemarin itu adalah masa lalu,
tak akan pernah menjadi inspirasi untuk masa depan,
semuanya berbeda,
tak sama...

Jalan pikiran yang sulit untuk ditebak,
kata - kata yang muncul dalam pikiran...
tiba - tiba menyeruak,
dan keluar begitu saja...

penyesalan,
lagi - lagi menyesal yang dirasakan...

apa yang membuatnya seperti itu?
tak perlu berpikir keras,
itu semua kesalahan waktu...

masa lalu yang tak terkuak,
dari dalam diri, perasaan, pikiran...
Kalbu manusia...

Entah apa artinya,
karena hanya mampu tertegun ketika mengingatnya kembali...

Sekali lagi,
Waktu...

Wanna support???