Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Friday, August 5, 2011

Serpihan Cerita Hidup

Terlalu banyak yang dipikirkan,
terlalu pelik masalah yang ada,

seorang anak lelaki duduk di sebuah ruangan dengan lampu yang padam,
tertegun dalam lamunan panjang dalam pikirannya sendiri,
tak jarang pula ia menolehkan kepalanya ke arah yang tak tentu entah mana tujuannya...

Sebuah kalimat - kalimat penuh makna terlontar dari mulutnya,
disusul dengan sebuah pendapat dari seseorang entah siapa di sana,
duduk bersila tepat di depannya, seorang pria dengan siluet fisik tubuh yang kekar di atas kursi.

Tak tahu kapan moment itu dimulai,
perdebatan,
penyanggahan,
ketidaksamaan persepsi,
perbedaan paradigma,
juga rentang usia yang berbeda tidak menyurutkan nyali dari anak tersebut.

Banyak sekali kata - kata yang mampu ia petik dari pembicaraannya pagi itu.
Dari mulai pengalaman hidup sang bapak,
hingga sebuah pengakuan tentang sudut pandang orang tua yang sampai saat ini orang muda sulit untuk memahaminya,
Sebuah wawasan baru sang bapak tentang kehidupan,
seakan mengembalikannya ke dalam sebuah pembicaraan dan penerawangan pikiran yang jauh...
dan hampir tak bertepi,

Itulah hidup,
meskipun semuanya telah terkuak,
seakan tak ada satupun sekat yang menutupinya,
tapi tirai kabut rahasia hati seorang bapak yang tidak dapat ia ungkapkan secara langsung,
dan hanya mampu menyiratkan pesannya melalui sebuah signal pengakuan,
dan ketidaknyamanan tentang sesuatu,
emosi dan kemarahannya yang dulu...
Bukanlah sesuatu yang  terjadi begitu saja,
semuanya mengalami transformasi dan peralihan yang tidak gampang,
semuanya berlangsung lama, hampir satu setengah generasi.

Itu berlangsung secara terus - menerus,
hingga saatnya tiba,
seorang anak lelaki mampu menyelam ke dalam lautan perasaan seorang bapak...
Seseorang yang telah membesarkannya hingga tibalah saatnya,
kini dia tak akan mendapatkan sesuatu dari sang bapak,
melainkan mencari apa yang beliau tak dapat ungkapkan secara verbal,
sebuah pemikiran parsial dan tak pernah terungkap,
dari sebuah perasaan yang tersirat dari kata - kata dan tindakan...

Itu semua berawal dari pembicaraan tentang apa yang telah terjadi,
sebelum semuanya berubah, sebelum sang bapak berubah...
Tapi kini semua berubah,
Beliau menjadi orang yang dapat menerima sesuatu dengan logika,
bukan hanya analisa dangkal dan emosi semata...

Seluas - luas apapun hati terbuka,
tetap ada satu sisi memori yang harus tersembunyi,
terpatri dalam angan sebuah harapan akan ketidakmunculan ingatan itu...
rasa takut akan emosinya yang memuncak dari ingatan masa lalunya,

Perlahan dapat terbuka,
terselami oleh sebuah percakapan sederhana yang sedikit melibatkan kemampuan dalam bermain kata - kata,
dan tak hanya itu,
logika lah yang berbicara...
Dengan sedikit visualisasi pencitraan lain dari otak, yaitu perasaan...
Atau biasa dikenal dengan 'hati'...
Tak banyak yang tersimpul...
Hanya satu anggapan yang muncul...
"Seluas - luas apapun hati terbuka,
tetap ada satu sisi memori yang harus tersembunyi,"

Sekali lagi, tak ada sesuatu yang akan bisa dipahami,
jika tak ada perasaan percaya...
Timbulnya kepercayaan hanya berawal dari kata - kata...
Tak perlu sajak dalam berkata,
hanya perlu pemikiran matang sebelum terucap,
tanpa ada perasaan ingin menggurui,
sang anak telah mampu menggiring kepercayaan seorang bapak,
hingga semuanya terungkap,
dan janji kesepahaman yang terjadi antara mereka tak akan pernah bisa ditemukan oleh orang lain,
karena itu melibatkan perasaan mereka,
perasaan saling percaya, perasaan saling menerima...
Menyadari apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi,
dan memikirkan apa yang akan terjadi...

Sekali lagi, sang anak mendapat wasiat berharga dari sang bapak...
Bukan usia yang membedakan kedewasaan pemikiran,
Hanya kemampuan, pola fikir dan pengalamanlah yang menjadikannya tak sama...
"mungkin kau telah mampu menelaah makna 2 pembeda itu, tapi hanya satu yang kau belum miliki, yaitu pengalaman." kata sang bapak
"sedangkan untukku, mungkin ketiganya telah mampu kumengerti, tapi ternyata kemampuan yang kumiliki dari yang telah kualami hingga hembusan nafasku detik ini, belum cukup untuk memahami jalan pikiran kehidupan di masa ini. Semuanya itu bisa kudapat darimu, nak. Kau mampu melakukan itu semua, apa yang tak sempat aku lakukan sebelumnya. Membuka tabir, sekat antara pikiran, perasaan, dan perkataan dari orang tua yang tak bisa dimengerti oleh seorang anak, begitupun sebaliknya..." tambahnya "tetapi sekalipun kau mampu melakukannya, sekali lagi, kau masih belum memiliki cukup pengalaman untuk melanjutkannya."

dan semua kata - kata itulah,
yang telah tersirat dari 'diam'nya sang bapak...
yang mampu membuat anak lelaki itu tak hanya kagum,
tetapi semakin yakin akan apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi...
dan mampu memikirkan dengan matang apa yang akan terjadi selanjutnya,
di dalam dirinya...

di dalam sebuah Kehidupan!!!

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???