Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Friday, August 12, 2011

Konsepsi Badai

angin berlari dengan sombong memamerkan kekuatan,
hujan yang turun pun seolah mengetahui tentangnya,
mereka berkejaran saling mendahului untuk tiba di bumi,
berbeda dengan awan, yang berarak berkumpul menyambutnya,
bukan awan putih ramah yang menyapa,
melainkan awan hitam tebal dengan tumpukan uap air yang menggembung di bagian lekuk tubuh,
menjadi pertanda suatu peristiwa akan terjadi,

kilat dan petir menampakkan dirinya,
berjalan - jalan sore dengan riang gembira...
sesekali angin menghampiri mereka...

lautan mulai cemas dan gundah,
ombak pun berlarian menghindari angin yang mengejarnya...
Pohon - pohon dan semak seolah tak melawan,
tanah masih tetap hening, tak berkata...

Matahari senja tak lagi menampakkan indahnya mega merah,
sinarnya telah tertutup saudara kembar awan hitam, mendung...
anak - anak hujan telah turun mendahului,
dan sekarang saatnya orang tua mereka yang turun ke bumi,
awan semakin lebar membuka gerbang pelarian sang hujan,
seolah tak tahan menahan hentakan ketakutan mereka semua...

hanya angin, yang tak pernah bosan jika saat - saat seperti ini datang...
Tornado, angin puyuh, angin topan, atau apalah namanya,
mereka keluar berjalan - jalan dengan lenggak lenggok khas yang biasa mereka tunjukkan,

dan lagi, kilat dan petir bergantian saling melempar senyum,
melangkah di sela - sela tekanan udara di atas awan,
memperlihatkan betapa senangnya mereka,
karena tugasnya di dunia telah dimulai,

pelangi yang sedih melihat semuanya terjadi tak lagi tersenyum lebar penuh warna,
dia hanya mampu bersembunyi di balik awan bersama kilau cahaya matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat...

Ombak lautan sudah mulai tak sabar dengan cambukan sang tornado,
mereka ingin melawan,
hingga perang pun dimulai,
air hujan yang tak ingin lagi melakukan pembelaan pada kesombongan langit,
melakukan terjun bebas dengan segenap tenaga mereka,
bersatu dengan ombak untuk memanjat tubuh tornado,
pusaran perang besar terjadi,
Lautan merintih...
Anak mereka tak dapat mengendalikan diri,
"Ombakku sayang, janganlah kau lakukan itu nak..."
Namun, suara rintihan sang laut telah
terkalahkan oleh tawa kilat dan petir serta bisiikan angin yang tak ingin melewatkan perang besar ini,
seolah mereka sedang menyaksikan tontonan yang benar - benar seru,

Matahari tak mampu lagi melihatnya,
pergilah dia ke belahan bumi yang lain untuk mengadu,
mengadu pada sang khalik,
tentang apa yang terjadi di separuh bagian bumi,
Tapi tuhan tak menjawab aduan matahari,
isak tangis pelangi tak lagi menjadi pertimbangan bulan untuk mau menampakkan diri...

Sang malam pun tiba, mengatakan selamat tidur pada siang,
dia memanggil bulan dan bintang - bintang,
tapi tak ada satupun dari mereka yang mau muncul,

Keadaan bumi dan langit masih sama,
belum bisa berdamai dari perseteruan mereka saat itu,

Sekarang bukan kiasan yang terjadi,
tetapi kenyataan,
Manusia menjadi korban,
Laut tak mampu menangis lagi,
saat tanah masih hening,

dan bumi pun tak hanya berdiam diri,
dia marah,
Bumi membangunkan tanahnya,
"Wahai tanah, hentikanlah keadaan ini,"
Tetapi tanah tak mampu berbuat apa - apa,
lalu bumi berteriak pada lautan,
"Lautan anakku, mengapa kau membiarkan anakmu meluapkan kemarahannya pada tornado? Bukankah biasanya kau bisa meredam itu semua..."
Tapi sekali lagi lautan hanya mampu marah dan tak berbuat apa - apa...

Lalu sebuah cahaya suci muncul,
merasuk ke dalam pusaran antara tornado dan ombak...
Memisahkan mereka berdua,
seakan tak ingin mengakhiri itu semua,
mereka merajuk, berteriak, meronta...
Tak rela jika pertarungan ini tak ada hasilnya,
tak ada pemenangnya,

Tapi apa kata cahaya suci itu,
"Aku bukan benda - benda pelengkap bumi seperti kalian, tapi aku makhluk ciptaanNya,
Aku diperintahkan untuk melerai kalian,
tak sadarkah, apa yang sudah kalian perbuat pada bumi?"
Rintihan ombak semakin nyaring,
"Aku tak memulainya," dan merangkak turun ke dalam pelukan lautan
Tornado tak berkata apa - apa lagi,
dia hanya mampu melepaskan bisikan bagi sang angin untuk segera pergi bersamanya...
Malam telah bosan menyaksikan bumi kala itu,
Dia ingin segera tidur,
Bulan dan bintang - bintang yang tak ingin muncul saat itu, memutuskan untuk terlelap lebih cepat,

Pagi menyapa,
lautan berhenti menangis, bumi tetap hening, pohon - pohon dan semak tak lagi bergerak,
tornado telah kembali ke peraduan tidur panjangnya,
awan hitam telah melepaskan masa kelamnya,
awan putih kembali menyapa...
Matahari yang cerah mengarahkan sinar terangnya menuju bumi lagi,
dan si kecil pelangi muncul dan tertawa lagi bersama uap air yang kembali ke rumah singgahnya,
berjalan pelan naik untuk tidur dan menunggu metamorfosis dirinya mejadi hujan kembali...

Cahaya suci menghilang,
seraya tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal...

Tuhan telah menghentikan permainan yang ia ciptakan,
skenarionya berjalan sempurna,
hingga tak ada satupun yang menyadari,
bahwa cahaya suci yang muncul adalah malaikat,
yang sengaja Tuhan kirimkan untuk mengembalikan keseimbangan perdamaian di bumi...

Tak bisa dipercaya,
Kaulah sang badai...

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???