Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Friday, July 20, 2012

Penghias Nama di Ujung Perjalanan

Banyak yang bilang ini hal penting,
sebuah label penuh nilai prestisius nan menyilaukan perasaan.
Entah dipandang dari sudut pandang mana,
banyak yang memandang "wah",
tak sedikit pula yang menganggapnya hal remeh,
lalu apa maknanya?
Sungguh ambigu dan tak berdasar.


Terdengar aneh memang jika ada yang mempermasalahkannya,
tapi ini caraku berkarya,
bukan hanya mainstream yang terlintas,
tapi juga dari hal sepele pun sering tersirat dalam pemikiran.
Titel dengan berbagai huruf,
hingga EYD dalam bahasa Indonesia pun mengaturnya.
Entah itu karena memang harus diatur,
atau memang karena sesuatu hal yang oleh remaja jaman sekarang disebut dengan @L4Y (can you read it? aku aja pusing).


Bukan hal penting memang untuk diangkat menjadi topik,
bukan juga hal yang layak menjadi HT di kask*s ataupun TT di twitt*r.
Ini murni pemikiran tersirat yang jujur, baru saja muncul dalam benak.

Apa yang mereka dapatkan jika "mereka" menggunakan "itu" di depan atau di belakang nama mereka?
apakah tambahan gaji dari pemerintah? Jika memang seorang PNS, iya.
Tapi jika belum lulus ujian CPNS? aku rasa percuma saja.
Nah, ini meluas ke urusan pemerintahan...
Ah lupakan, bukan wewenangku untuk membahasnya hari ini,

mungkin lain kali.


Setatus, titel, pangkat, embel - embel.
Itu semua yang aku bahas kali ini,
bukan membahas sih, tepatnya menjadikannya bahan tulisan.
Tulisan tak bermakna yang sengaja diketik dengan media blog.
Entah ini karena kehabisan ide, atau untuk sekedar mengisi waktu.


Yak, kembali lagi ke benang merah,
Apa yang mereka cari dari itu semua?
"wah"? Nilai prestisius? Gengsi?
Atau hanya hiasan pemanis nama?


Itu semua tergantung pribadi masing - masing.
Yang aku sayangkan,
mengapa mereka melupakan satu status yang pasti akan mereka dapatkan nanti setelah tiada.
Bukan semacam "anumerta" yang aku maksud,
tapi yang lebih spesifik.
Almarhum,


Dari status ardzi yang mereka buat/pakai itu,
sang khalik tak pernah menilai atau bahkan menghisabnya.
Tapi mengapa "mereka" lebih mementingkan itu?
Meskipun aku juga tak ingin munafik, aku pun begitu.


Alangkah indahnya hidup ini jika status setelah mati itulah yang selalu terngiang di dalam benak kita,
di dalam hati dan pemikiran kita,
apa yang mendasari segala laku kita, segala bentuk ibadah kita, juga segala bentuk ketaatan kita kepadaNya.
Bukan bermaksud sok tahu atau menggurui,
karena aku pun belum mengerti apa - apa.
Dan aku pun belum menjadi apa - apa.
Hanya seorang "calon" mahasiswa teknik, yang ingin belajar melalui media tulisan,
dan memberikan pemahaman baru tentang hidup.


Banyak dari "mereka" yang bertitel lebih dari 2 macam embel - embel,
tapi lupa tentang peran yang harus dilakukan dari apa yang telah disandangnya,
"mereka" lupa diri, "mereka" tak ingat apa dan siapa mereka.
Apa peran mereka di bumi, yang ditugaskanNya kepada mereka.


Kadang harus prihatin atau sedih,
karena aku pun terkadang masih berpikir,
dan atau mungkin tak hanya berpikir, tapi juga melakoninya.
Ah, memang serba salah,
karena dengan menyalahkan pun, aku belum tentu benar.
Dengan mengkritik pun, belum tentu aku terlalu ahli sehingga pantas mengkritik.



Sekali lagi bukan berniat menggurui,
hanya memberikan pandangan baru tentang makna hidup,
yang mungkin aku sendiri juga masih ada di dalam proses kehidupan itu sendiri.


Percaya atau tidak, hampir keseluruhan isi dari tulisan ini terjadi begitu saja,
tanpa pikir panjang, hanya renungan singkat yang mendalam.

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???