Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Wednesday, September 21, 2016

Sometimes You Must Change Your Role

PROLOG
    Kali ini tulisannya belum mengarah pada kemungkinan "petualangan" lagi, meski tetap ada rencana untuk travelling lagi di minggu ini. Terus? Mau nulis apa dong?
Yak, kencangkan sabuk pengaman anda, kita akan sedikit berpikir dan merenung tentang daily life lewat sudut pandang orang kedua.

Yap, jadi mahasiswa lagi...
     Kau langkahkan kaki pagi ini, Senin (19/09), ke arah gedung yang akan jadi markasmu sampai satu setengah (atau maksimal dua) tahun ke depan. Karena ini hari kuliah perdanamu, meski sebenarnya minggu lalu juga sudah dimulai (masa percobaannya). Mata kuliah kali ini sedikit banyak pernah kau kenal, jika di bachelor kau sebut mereka masuk ke dalam ranah "Mekanika Fluida" dan "Perpindahan Panas" bersama dengan fluks serta perhitungan permeabilitas, solubilitas, dan segala tetek bengeknya (sekarang masuk dalam Fenomena Transport, khusus mahasiswa JTMM ITS), jika di sini namanya berubah menjadi Kinetics of Materials. Meski sebenarnya bukan perubahan sih, hanya berbeda di penyebutan saja. Rumus-rumus terpampang jelas di slide dan papan spidol.
     Professor Kuan-Wen Wang beberapa kali berkata "because this is a calculating course, and not full English, so I don't recommend you to come to this course from first time we met", yang kautahu itu semua ditujukan pada semua mahasiswa asing yang ada di ruangan itu. Tak lain dan tak bukan ada dirimu, "mantan" dosen wali dan penguji Tugas Akhir-mu (yang semua ada dalam satu figur), kawan satu angkatanmu MT14, juga satu mahasiswa asal India. Kalian semua adalah mahasiswa dari Energy Storage and Green Chemistry Laboratory, yang merupakan asuhan dari professor Jeng-Kuei Chang. Tapi, mendengar professor Wang berkata demikian kalian bisa apa? Peraturan jelas mewajibkan kalian mengambil mata kuliah ini meski tak direkomendasikan oleh pengajarnya. Peraturan yang tertera di web IMSE lebih tepatnya, yang memaksa kalian menerobos unrecommended suggestion itu. Oke, kuliah berjalan seperti biasa, kalian mendengarkan, bertanya, berdiskusi, dan juga menjawab pertanyaan. Sangat normal untuk ukuran aktivitas mahasiswa di dalam kelas. Yang tidak normal adalah bahasa pengantar yang harus didengar, yaitu partial English (with Chinese pastinya).

Ini Awal Ceritanya
     Sampai juga pada fase ini, rencana yang terlontar saat lab meeting rutin minggu lalu tentang Barbeque Party untuk menyambut kalian si mahasiswa baru (yang biasa disebut Freshman) akan dilaksanakan. Tepat pukul 12.05 (GMT +8), pasca sholat Dhuhur berjamaah di musholla andalan milik gedung Engineering 5, kalian pergi menyusuri jalan Taoyuan (via taksi) untuk menuju ke sebuah Restoran yang terletak di Zhongli District, Taoyuan City, Sino-AS Sec. 182, 1st floor, yang menjadi destinasi untuk pesta Barbeque hari itu.
     Dirimu, pak Sutarsis, mbak Dee (dosen Teknik Kimia Universitas Brawijaya), Ainun, Barath, dan Jagabandhu "Jp" Patra duduk dalam satu meja dalam satu alat pemanggang. Yang dipesan tak terlalu beraneka ragam, hanya all kinds of seafood and vegetables. Saat pesanan (pertama) datang, kalian tak menunggu waktu lama untuk memanggang potongan cumi, gurita, tongkol, ikan kecil-kecil sejenis cucut, kerang, dan juga jamur. Dengan modal kecap asin, garam, bubuk keju, dan saus sambal (yang InshaAllah aman), kalian meramu seafood barbeque versi kalian sendiri.
     "Nasi dataaaang..."
     Ya, itu yang ditunggu sejak tadi. Tak kurang dari sepuluh menit, segala makhluk tak berdaya yang terpanggang tadi sudah masuk dalam perut kalian tanpa terkecuali.
     "Udah nih? Segitu aja?" ujar salah seorang yang ada di meja itu.
     "Here's yours..." ujar pelayan yang datang membawa dua piring besar berisi makhluk-makhluk yang sama, yang telah masuk ke dalam perut. Kau tak banyak berkomentar selain segera melahap dengan sesekali bercanda dengan pak Sutarsis dan mbak Dee. Empat kloter pesanan dengan jenis yang sama sudah ludes termakan. Tak sanggup lagi berkomentar, hanya geleng-geleng kepala lah yang ada. Sebagai #HalalHunter bukan berarti tak bisa kenyang ternyata.

Here we are, #HalalHunter squad
     Oh ya, tertinggal satu cerita, Barath dan Jp tak makan semua yang terhidang (meski mereka bukan muslim). Justru mereka memesan full vegetables salad untuk mereka, dan juga hanya minum teh. Mengapa demikian? Karena mereka beralasan, "I don't like something like this only grilled like that!" sambil tersenyum. Dua kawan India ini memang sedikit aneh, banyak sekali pantangan dari apa yang harus mereka makan, juga banyak yang mereka tak biasa makan.

Hari Kedua Kuliah
     Hari ini tak ada kuliah sebenarnya, hanya SKS Seminar yang diisi oleh kuliah tamu dari professor luar kampus. Excited? Jelas...
     Sampai-sampai, "Jiangkriiik... terus yaopo takone coba nek ngene?" gumammu setengah berbisik.
      "Lha yo, Zha. Lha Cino-an ngene i?" ujar pak Tarsis saat itu.
     Astaghfirullah, kau benar-benar lepas kendali, kau lupa bahwa dirimu sedang duduk di sebelah dosenmu. Tapi tampaknya beliau biasa saja menanggapi gumamanmu yang "sedikit" kasar itu. Ceritanya Seminar kali ini pemaparnya berbicara full Chinese tanpa ada English sama sekali. Kalian yang sejak awal tak memahami Chinese (karena memang Chinese course baru semester ini diambil) tak paham satu kata pun yang diucapkan, selain sebagian isi slide yang mengunakan gambar dan tulisan partial English.

Daftar mata kuliah semester 1 (click to enlarge)
     "Yowes, takon opo ae lah ya, gak nyambung-nyambung yo wes," kata pak Tarsis pada akhirnya. Setelah mengetahui bahwa mata kuliah ini wajib bertanya dan diskusi minimal satu kali dalam satu semester untuk lulus (dengan nilai minimum 80). Dirimu yang mendengar gumaman dari "mantan" dosen wali dan penguji Tugas Akhir-mu hanya tersenyum. Ternyata dosen juga manusia, ketika menjadi mahasiswa harapan dan prinsipnya juga sama "yang penting bisa bertahan  hidup".

Pelajarannya?
     Inti dari tulisan kali ini cuma satu sebenarnya,

Salah satu komentar pak Sutarsis di foto yang bertengger di facebook
itulah dia. Keseharian di sini sedikit banyak menguak banyak hal bahwa untuk bertahan hidup dan mempelajari sesuatu itu butuh perjuangan. Dan lagi, latar belakang itu tak penting dalam menjalani perjuangan bersama. Seperti apa yang dicontohkan pak Sutarsis dalam komennya, "kalau ludruk itu main peran, sesungguhnya kalian juga sedang main peran". Kalau sebelumnya peran sebagai dosen wali-mahasiswa, dosen penguji-yang diuji, sekarang? Kita jadi kawan sekelas, sejawat, dan sepenanggungan di negeri orang. Yang bercandanya pun sudah layaknya kawan dan tak begitu sungkan lagi seperti sebelumnya (meski tetap wajib ada sopan santunnya). Kalau susah? ya minta tolong, catatan kurang? ya saling pinjam, nggak paham sama sesuatu? ya tanya, diskusi bersama. Begitulah kira-kira maksud dari analogi "kartolo dan basman".

     Sudah? Hanya itu saja?
     Iyalah, mau apa lagi memangnya?

EPILOG
     Jika ingin lebih memaknai lagi, ya begitu pulalah sebenarnya hidup, "tak penting latar belakangmu bagaimana", karena itu semua peran yang dibagikanNya untuk kita. Tapi untuk urusan hidup bersama? Yang penting masa depan adalah milik kita.

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???