Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Wednesday, July 5, 2017

Karena Pelangi Tak Hanya Ada di Matamu

PROLOG
Sesendu sore di hujan musim panas, menjadi candu, meski sejujurnya tak berada pada tempat yang semestinya.

Perjuangan dan harapan untuk menghadapi satu demi satu tantangan "awal" telah usai. Dua semester telah terlewati dengan begitu banyak dinamika dan ketidakstabilan kondisinya. Mulai dari betapa senangnya dapat melanjutkan studi di negeri orang, hingga terbersit sebuah rasa "tak nyaman" dari sekedar tak mengikuti prosesi pemindahan tali topi wisuda. Ya, setidaknya beberapa orang yang menyemangatiku bilang itu hanya "sekedar", jadi bukan aku sendiri yang mendefinisikannya demikian.

Dua bulan awal menikmati masa "jalan-jalan", adaptasi sana-sini hingga pada akhirnya terjun ke dalam sebuah arus deras sebuah sungai pengetahuan. Yang karena deras arusnya, hingga saat ini belum banyak yang mampu bertahan sampai akhir saat berlayar mengarunginya. Tujuh bulan berikutnya, tak banyak yang berubah, hanya pengetahuan-pengetahuan dasar yang harus kupelajari dari awal tanpa ada penuntun jalan yang benar-benar bisa diandalkan.

Sendirian?

Ya, aku seorang diri membentangkan layar, aku pun seorang diri dalam mendorong kapal menuju derasnya arus sungai. Bahkan, untuk menentukan arah pun aku seorang diri. Gagal, layarnya terkoyak, dan pada akhirnya harus karam di antara bebatuan, setelah bertarung selama sembilan bulan.

Bingung?

Yap, hujan masih turun, dan mendung masih menyelimuti langit.

Sembilan bulan diselimuti gundah, ragu, antara ingin lanjut dengan idealisme, atau harus sejenak menepi untuk membangun kapal baru dengan sistem berbeda, dengan pengetahuan navigasi dan amunisi yang lebih mumpuni dibanding sebelumnya.

Sepekan, dua pekan, cukup lah!

Aku menyerah dengan keadaan, hingga akhirnya kutemukan sebuah naskah yang belum kafi dan masih membutuhkan banyak telaah.

Lalu?

"Captain! I found this..." kataku membawa gulungan naskah tersebut.
"Do you think that's good?" jawabnya singkat
"Please wait for my explanation about this!" ujarku mantap

Tampaknya penjelasanku memukaunya, terpancar rasa harap di matanya. Akan tetapi sepertinya naskah itu belum mampu memperbaiki kapal lamaku dalam waktu dekat, karena apa-apa yang kubutuhkan tak tersedia di dalam barak amunisi.

"We can order from another camp if you want," ujarnya menenangkanku.
"When will we do that?" tanyaku antusias
"As soon as possible, after you do this quest!" imbuhnya segera.

Tak berapa lama, aku dipertemukan dengan sekumpulan armada sebuah kapal yang tak tahu arah. Dan mungkin lebih tepat kami menyebutnya armada yang terarah, tapi tanpa navigator.

"I hope you can help them!" ujarnya memberi saran.
"But, my ship has wrecked just now. How can you suggested me to join another's so easily?" bantahku
"Only for one month as a navigator, and we'll see what can you do with your future experience after you come back then." jawabnya.

Aku tak lagi berargumen, karena banyak pertimbangan membuatku berpikir akan lebih baik jika aku mengasah beberapa kemampuan dasar yang belum sempat aku maksimalkan dari pelayaranku sebelumnya. Dan mungkin "misi lain" ini akan memberikanku "sesuatu" pada akhirnya.

Sepekan, dua pekan, tiga pekan...

"Hi, Capt! I've done with my quest, I'm ready for fix my shipwreck, and also I'm ready to do the next mission," kataku setelah tiga pekan lalu sempat terombang ambing di salah satu bagian terderas dari arus sungai ilmu pengetahuan yang tengah kuarungi.
"Did you see their ship?" tanya sang kapten menunjuk kapal yang baru saja kutempati tiga pekan lalu.
"Absolutely, they have a good basic, many kinds of ammo can support their needs. That's a good ship and absolutely looks bigger than mine," jawabku.
"Hello Captain, We thought this guy is your best crew. And as a present, we want to give our ship to him. He can decide his crew by your suggestion, and sail it by some direction himself," kata seorang awak kapal yang beberapa pekan ini merekrutku menjadi navigator.
"Oh sure, he's a captain now!" ujarnya pada mereka. "And I'm going to give you a fresh-good crew for your first support!" tambahnya dengan menatapku.

Masih tak paham, karena kurasa ada hal yang aneh di dalam percakapan itu.

"What are you all meaning here?" tanyaku memastikan "sesuatu".
"..." para awak kapal terdiam.
"That's a present for you! You'll be a captain for your next ship, and you can sail it as soon as possible whenever you're ready. Just leave you Going Merry a little bit rest, and go with that Thousand Sunny." ujar sang kapten menegaskan.

Pikiranku campur aduk, aku yang sebelumnya hanya menjadi navigator di kapal itu tiba-tiba diberikan sebuah kebebasan untuk menjadikannya milikku, melakukan apa yang kumau, dan bahkan menentukan arah layarnya. Tapi kali ini berbeda, aku tak perlu membentangkan layarnya seorang diri, ada seorang awak yang diberikan oleh sang kapten.

"I know, this time's your free-work month. But, please before you go home, tell everything about your new Thousand Sunny to him!" ujarnya menunjuk seorang awak bernama Ensin. Yang kutahu dia adalah awak baru yang masih asing dengan dunia pelayaran semacam ini, meski background-nya memiliki banyak singgungan dengan apa yang tengah kami (sang kapten dan tim) lakukan.

"Ok, good luck for your new ship! And prepare some enough ammo before sail next month, after you came back here..." imbuh sang kapten.
"Thank you, prof Captain. I'll do!!!"

Hingga tibalah saat di mana pekan pelatihanku bagi awak baru. Ensin adalah orang yang cukup cepat belajar, banyak hal dasar yang sebenarnya telah ia kuasai, hanya saja mungkin membutuhkan sedikit "pembiasaan".

Terlalu banyak badai yang telah kulalui selama sebelas bulan ke belakang, menjadi ujung godam untuk menempa sebuah "bidang keras" pun sudah berkali-kali kulakukan. Babak belur, gagal, dan beberapa kali pulang (dari berlayar) tanpa hasil pun sering terjadi.

Lalu, apa lagi yang akan terjadi selanjutnya?

Ah, pikiranku menerawang pada satu percakapan yang kulakukan dengan sang kapten beberapa hari setelah momentum penyerahan Thousand Sunny tempo hari. Diskusi yang biasanya hanya berlangsung beberapa belas menit, berubah menjadi hampir satu setengah jam, hanya karena satu topik yang telah ia ulang berkali-kali selama dua bulan ke belakang. Dan sayangnya, masih kuabaikan...

"Hi, did you expect something when I call you here?" ujarnya tiba-tiba.
"No, I didn't expect anything."
"I just want to straight forward to you, once again, after several times I've did." lanjutnya.
"....." di sini aku terdiam, karena aku tahu betul ke mana arah pembicaraan ini akan bermuara.
"Have you think about my order?"
"Not yet, I want to finish this sailing first! Although actually I really want to get it, but not in this fast." jawabku.
"Oh, is it still the same? Please listen to me more carefully!"
"....." aku diam, menatapnya tanpa makna.
"I proposed to you in many times for this thing because I believe you, I know about your quality and also your ability. I offer you to be my ally in the future, you can have one of my areas if you want. And I'll assure you to have a good life. But, please just stay here as my ally after you finished this sailing as my crew. Not more than 4 years, and you also can fix your Going Merry. Beside you can sail with your new Thousand Sunny." terangnya panjang lebar.
"I still can't decide my plan for that, prof Capt! Really, I still have a year left sailing as your crew here. Maybe I'll think it later." jawabku singkat.
"Oh, ok. I appreciated your answer. But, please remember, I'm regarding that you're the best crew here, moreover than my current ally. And that's why I offered you in many times to be my ally soon."
"I'll think about it next time. Then, can I come to my ship now?"
"Sure, do your best for your sail!!!" ujarnya, sesaat sebelum aku meninggalkan tempatnya bernaung.

Wow, sebelas bulanku bukan hal yang sia-sia ternyata, apresiasi besar hadir di balik segala hal "kurang menyenangkan" yang terjadi. Babak belurku, karamnya Going Merry-ku, dan bahkan perpindahanku dari Going Merry menuju Thousand Sunny, semuanya memang memiliki maknanya masing-masing.

Lalu, kejutan macam apa lagi yang menungguku nanti?

Entahlah, mungkin hanya usaha keras dan sebuah keyakinan doa yang bisa membimbingku untuk segera tahu bagaimana gambaran akhirnya. Ya, kuharap ini segera berakhir dengan manis.

EPILOG
Di balik hujan dan badai, selalu ada sinar mentari yang menanti. Dengan seberkas cahaya jingga yang di kala senja menjadi sebuah siluet indah sang awan.
Ya, sangat indah...

Langit senja di area tempat Going Merry sempat karam
dan digantikan oleh Thousand Sunny
Dan jika beruntung, mungkin saja badai dan hujan akan mengantarkan kita pada cantiknya segores pelangi senja jauh di langit sana...

Ini hanya ujung indahnya, entahlah bagaimana penampakan lengkung sempurnanya...
Yang meski hanya nampak segores saja me-ji-ku-hi-bi-ni-u -nya
mampu membius siapa saja yang sedang gundah gulana,
hingga mau tak mau menyunggingkan senyum bahagia mereka.
Ya, tak hanya ada di matamu saja, karena di langit senja dalam derasnya arus sungai ilmu pengetahuan ini aku juga bisa menyaksikannya: PELANGI.

__________________________________________

Additional tribute post, I present this post to one of PENTOL KOREK CHUNGLI member yang terbang ke Indonesia untuk melanjutkan kehidupan nyatanya di tanah air mulai malam ini.

Nah yang pakai topi ini nih yang pulang ke Indonesia malam ini. Namanya mbak Zetta Rasullia Kamandang, pssst ga boleh naksir ya, doi udah ada yang booking
Yang fotoin mas Maystya nih, dan di moment ini member-nya cuma kurang Elsya dan Mr. L. Tri Wijaya, mereka berdua lagi pulang summer vacation di Indonesia.
PENTOL KOREK CHUNGLI ft. mas Feisal scene 1

PENTOL KOREK CHUNGLI ft. mas Feisal scene 2

PENTOL KOREK CHUNGLI ft. mas Feisal scene 3

PENTOL KOREK CHUNGLI ft. mas Feisal scene 4
Ok, see you when we meet in the different better place ya, mbak Zet!!!
Sukses sama semua yang sedang diusahakan...

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???