PROLOG:
Baru saja beberapa waktu yang lalu aku mengisahkan tentang sebuah cerita unik yang digawangi oleh satu acara luar biasa yang mengundang banyak suka duka dan kisah menarik. Ah, sudah cukup euforia tergila-gila dan gagal move on-nya, sekarang waktunya kembali ke dunia nyata.
Di kondisi semacam ini, hamba merasakan satu hal: sepertinya memang Allah SWT selalu meletakkan hamba di tempat yang hampir sama. Kapal yang hamba nahkodai (meski belum punya "awak") tak pernah berada di arus perairan kecil, bahkan tenang. Jadi untuk akhwat yang akan jadi "awak"-nya nanti, siapapun kamu, siap-siap ya! *eh
Mencoba sejenak mengingat kondisi S1, saat di mana aku berjuang sendiri dengan topik unik dan penuh perjuangan bernama biomaterial. Yang kebetulan menghasilknan begitu banyak derita cerita luar biasa yang pernah juga kutulis pada salah satu bagian di blog ini. Jika penasaran seperti apa menakjubkannya, silakan klik saja linknya, sebelum melanjutkan scrolling halaman ini.
Hari ini (17/03), tepat di penghujung jam kerja yang disepakati bersama sebagai jam efektif di ruang kerja dan laboratorium JKC group. Telepon ruangan E214 di Engineering 1 berdering, karena kutahu ada teman Taiwanese yang sedang standby kuurungkan niatku untuk mengangkatnya, karena lebih sering di ujung sana lebih nyaman berbicara dalam bahasa Mandarin ketimbang English. Setelah beberapa kali "hao... hao..." dia menutup telepon. Tampak bayangannya mendekat menuju meja kerjaku. Dari layar laptopku sangat jelas nampak bayangannya, karena brightness laptopku sengaja kubuat redup (sayang mata), karena saat itu aku sedang menikmati deretan tulisan hitam dengan ukuran font standar yang terkadang jika menemui thickness yang tak begitu tebal, fasilitas zoom in wajib digunakan. Singkat, padat, jelas:
"Ozha, JKC wants you to come to his room!"
"Eh? Now?" jawabku heran.
"Yes," jawabnya sambil lalu.
Tak ada perasaan aneh yang timbul, karena yang ada hanya heran. Karena tak biasanya sesore ini profesor memanggil mahasiswanya. Kukayuh sepeda menuju gedung Engineering 5 dengan bekal note kecil yang kumasukkan dalam saku jaket.
"Hei Ozha! JKC wants to meet you!" ujar Edward, kawan seper-JKC-an tapi beda departemen.
"Ok, I'm going now!" jawabku masih mengayuh sepeda.
"Hei, please! Tak biasanya profesor memanggil melalui berbagai cara, pasti ada sesuatu yang urgent," batinku.
Tiba di dekat ruangan profesor, aku bertemu lagi dengan salah seorang kawan asal India, si PhD jenius yang selalu direkomendasikan sebagai pengarah dan sumber pembelajaran ketika aku diskusi private dengan profesor.
"Why you come here?" tanyanya.
"Professor is waiting for me, he said: he want to discuss something," jawabku terengah (sisa mengayuh sepeda).
"Maybe you'll get a trouble, he's in angry today!" ujarnya cengengesan.
Prank, jelas ini jebakan, meski deg degan mendengar jawaban demikian, aku melanjutkan langkahku dengan optimisme bahwa hari itu aku diajak diskusi, bukan dimarahi seperti saat meeting beberapa hari lalu akibat aku gagal menjawab pertanyaan yang ternyata seluruh umat dalam ruangan itu juga tak tahu. Tapi toh aku sudah menebus dosaku dengan mengirim resume jawaban pertanyaanku pasca meeting.
Singkat cerita, pertemuanku sore ini berjalan sedikit lama dari biasanya, setengah jam lebih. Padahal selama ini aku tak pernah lebih dari 15 menit saat mendiskusikan sesuatu dengan beliau. Inti pembicaraan kami adalah mengukuhkan kondisi "kesendirian"ku.
Memang beberapa hari lalu aku sudah mendengar kabar, bahwa setelah si PhD penggarap Magnesium battery di labku menyerah tanpa syarat dengan mengundurkan diri, kini giliran si Master yang mengubah topik risetnya di akhir semester menjelang graduation-nya, dari MIBs ke LIBs (baca: MIBs: Magnesium Batteries, LIBs: Lithium Ion Batteries). Dan ternyata benar, hasil pertemuanku dengan profesor sore ini menelurkan banyak hal dasar, yang dengan jelas menyiratkan:
KAMU HARUS BERTAHAN DI SINI (topik ini) YA! KUATKAN DASARMU! BERIKAN KINERJA TERBAIKMU SAMPAI AKHIR!
Mengapa bisa kusimpulkan demikian? Karena memang banyak hal yang beliau sampaikan hari ini, dari mulai hanya saran untuk meng-organize folder Google Drive-ku, mengulang-ulang pengujian dengan menggunakan material katoda, elektrolit, substrat, dan parameter sama sampai hasilnya stabil dan konsisten, meminta pendapat material katoda apa yang potensial untuk MIBs, hingga menyemangati bahwa "semakin sedikit jurnal yang kutemukan tentang material katoda itu, semakin bisa jadi celah untuk menghasilkan jurnal ke depannya" (pasca mendengar curhatku tentang betapa sulitnya menemukan jurnal dengan material yang kukerjakan sekarang).
"Ok, just give your best here, you're good at your starting point, just keep going! Good luck..."
Sebaris kalimat itu yang menjadi penutup pertemuanku sore ini, absurd, aneh, super duper ganjil, karena pertemuan kali ini sejujurnya tak menghasilkan apa-apa selain saran-saran dasar. Tapi aku sadar, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini tak banyak jurnal MIBs yang release dari grup ini, di bawah bimbingannya. Jadi bisa dibilang saat ini harapannya untuk menelurkan jurnal MIBs hanya pada seonggok bocah Master yang masuk semester ke-2-nya, dan sejak awal tergila-gila dengan "anu" tentang Magnesium.
Well, that makes sense, kan?
EPILOG:
Mungkin tulisan kali ini sedikit nirfaedah karena hanya menceritakan secuil kisah tak penting unik yang rasa-rasanya susah untuk dijadikan pembelajaran. Meski tetap saja bagiku, ini pengalaman yang sama, karena sejak S1 aku dihadapkan pada KESENDIRIAN dalam menghadapi permasalahan penelitian.
Tapi se-nirfaedah apapun, tetap saja ada sebuah pembelajaran di sini, yaitu: MESKI SENDIRI, JANGAN PERNAH MENYERAH, KARENA TIBA-TIBA MENJADI SATU-SATUNYA HARAPAN ITU BERAT DAN MENANTANG. Jadi bagi siapapun, jika akan menyerah dalam mengerjakan sesuatu, ingatlah tulisan ini (bagi yang sudah baca), karena kalian tidak sendiri, ada aku yang juga "sendiri".
Sekian...
No comments:
Post a Comment
Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...