Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Saturday, May 17, 2014

Kau dan Sembilan Lecutan

Penamu telah lama tak menghasilkan apa-apa, banyak cerita indah yang kau lalui beberapa hari ini. Sejak terkhir kau menulis tentang pola pikir yang kau dapatkan dari seikat rambut, banyak yang berkecamuk dalam hatimu. Banyak jalan yang telah kau tempuh dan ombak yang kau terjang. Hingga komitmen itu terlahir, tapi hanya dalam hati, sekali lagi hanya dalam hati.
-satu-

Langkah kakimu sudah terlalu jauh, kau mengharap lebih dari'nya'. Dua tahun itu tak singkat, cukup untuk sekedar menumbuhkan rasa sayang itu lebih dari sekedar rasa sayang dari remaja yang terlena dengan cinta monyet. Komitmen yang telah kau buat dulu jauh sebelum kau ada disini saat ini, jauh sebelum kesibukan di balik pilar kampus menghabiskan masa mudamu dalam kebermanfaatan, kini tak lagi kau rasa. Dan itu karena'nya'.
-dua-

Manjadi orang-orang menginspirasi telah lama kau inginkan. Berkemeja warna warni dengan dasi tertambat di leher. Itu telah kau dapatkan, posisi itu telah engkau duduki. Kau dan semua keluarga "Teladan Menginspirasi"-mu menjadi ujung tombak dari transfer ilmu manajerial di sebuah kampus yang melabeli dirinya sebagai kampus pahlawan. Tapi ada satu yang hilang dengan berjalannya waktu. Kesibukan dan posisi lain telah melunturkan satu per satu komitmen dari hati kalian. Mungkin kaupun lelah, lelah memperhatikan keluarga "Teladan Menginspirasi"-mu tak lagi utuh.
-tiga-

Ruang kecil di dalam rumah itu telah satu tahun ini kau tinggali. Bersama orang-orang terbaik yang mungkin dapat kau sebut mereka keluarga kecil "lain" yang membuatmu nyaman di kampus. Lama tak pulang dan bertemu orang tua pun tak lagi menjadi masalah buatmu, meski seharipun kau tak pernah bisa lepas dari rasa rindu untuk mendengar suara mereka. Orang-orang itu bernama keluarga Medfo. Dua belas orang luar biasa dengan karakter dan kemampuan masing-masing, seperti elemen-elemen alam yang mempersatukan diri untuk membentuk sebuah harmonisasi. Tapi mungkin harmonisasi itu sedang mengalami gangguan. Hanya karena seonggok jabatan dan posisi menjadikan komitmen itu luntur. Kau sedih, kau lelah dengan semua yang telah kau coba lakukan untuk mencoba mengutuhkan lagi harmonisasi itu. Dan kini masing-masing elemen sudah saling merelakan, merelakan untuk kembali berpencar menuju keseimbangan dirinya masing-masing, begitupun dirimu.
-empat-

Saat pertama kali dipertemukan, kau hanya seorang remaja yang baru saja lepas dari belenggu pendidikan dasar formal mas SMA. Tak pernah ada satu pun ambisi untuk memegang sebuah keputusan tertinggi di dalamnya. Hingga suatu saat niatan itu terlahir, tepat setelah welcome party untuk angkatan selanjutnya diadakan. Rasa lelah yang diwujudkan dengan kata-kata pembubaran oleh sang pemegang tanggung jawab tertinggi menjadi lecutan keras buatmu. Kaupun terpacu untuk memperbaiki apa yang ada dan apa yang pernah ter-mindset salah. Tapi sekali lagi, setelah setahun berjalan dan kaupun menjadi pemegang tanggung jawab tertinggi, hanya segelintir orang yang tetap berkomitmen bersamamu sampai akhir. Minimal hingga akhir masa jabatanmu.
-lima-

Inisiasi itu terlahir sejak lama, kau belum melihat hal itu ada, bahkan saat kau telah menjadi seseorang yang berkesempatan berada di sana. Skuad itu terlahir tahun ini, saat kau benar-benar harus belajar keras dengan dua komitmen yang kau pegang sebelumnya. Dan itu bisa kau pegang hingga saat ini. Tapi entah mengapa di dalam tubuh skuadmu sedang sakit. Sakit karena masing-masing dari bagian tubuhnya sedang digerogoti penyakit, dan harus mengamputasi diri mereka satu per satu. Kau yang awalnya teguh untuk mengawal skuadmu menuju pondasi terbaik di periode depan, kali ini terlalu sibuk dengan dirimu dan sedikit melupakan mereka, skuadmu. Dan sesaat setelah kau ingin kembali menata niat dan komitmen awalmu, semuanya telah hampir terlambat, skuadmu hanya menyisakan seonggok kepala tak berdaya tanpa anggota tubuh yang lain.
-enam-

Ikrar MERPATI, mengawali sebuah janji untuk saling setia bersama untuk terus melakukan perubahan. KM ITS menjadi sebuah landasan janji itu terucap. dan memang terbukti, terbukti janji itu dipenuhi, meski secara parsial. Tapi di sisi lain ada yang sedang mengumpulkan puing-puing mozaik dari mas Sani. Mencoba merangkai itu untuk sebuah cita-cita yang dititipkan oleh generasi merah putih yang mendidik kalian. Kau sadar kau bagian dari mereka, kaupun sadar bahwa apa yang harus bisa kau lakukan. Tapi apa daya, semuanya sedang mencoba untuk berperan di teritori masing-masing. Mencoba menjadi jawaban atas masalah dari rumah masing-masing. Jujur kaupun masih berharap, komitmen dalam ikrar yang pernah terucap tak akan terlupa hingga akhir nanti.
-tujuh-

Hingga akhirnya tibalah saat kau ingin mengucapkan komitmenmu di depan seluruh manusia yang dulu pernah "membunuh"-mu saat proses sedang berlangsung. Menitipkan sebuah cita-cita yang ingin kau sampaikan dalam perjalanan perubahan rumah terindahmu. Tapi apa daya hal itu harus terpupus, karena tanpa ucapan "iya" yang sepenuh hati dari orang tuamu kau tak akan pernah mampu menjalankan apa yang mungkin akan kau jalankan nantinya. Dan kau mencoba berharap, sekali lagi berharap, bahwa komitmen awalmu untuk perubahan yang saat ini kau titipkan pada "integritas" atau pada siapapun yang nantinya menjadi ujung tombak dalam rumah terbaikmu, akan tetap ada dalam hati dan tak lekang oleh waktu.
-delapan-

Dan semuanya karena komitmen, sebuah janji penuh keikhlasan yang diawali dengan keniatan.
-sembilan-

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???