Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Thursday, March 20, 2014

Mahapatih FTI untuk Negeri

  Ketika membaca kata Mahapati, saya teringat akan sebuah sejarah kerajaan Majapahit yang saya baca terakhir pada saat duduk di bangku SMA. Pada sebuah kitab yang dikarang oleh Negarakertagama, kitab Pararaton, terdapat sebuah nama Mahapati yang menggambarkan seorang tokoh antagonis yang merupakan salah satu pengkhianat kerajaan Majapahit. Di mana julukan Mahapati yang digambarkan dalam kitab tersebut merujuk pada seorang tokoh bangsawan Majapahit, Dyah Halayudha (atau setingkat dengan sebutan Raden Halayudha). Di luar tabiat yang dimiliki oleh tokoh tersebut, Mahapati memiliki dua kata penyusun yang tak bisa dipandang sebelah mata, yaitu Maha dan Pati. Maha yang bermakna besar dan juga pati yang bermakna penguasa  jika dirangkai memiliki makna yang identik dengan kepemimpinan. Mahapati juga dapat diartikan dengan seorang pemimpin (penguasa) yang memiliki wilayah kekuasaan yang besar. Melalui Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM TM) yang ranahnya adalah pada manajemen organisasi, makna Mahapati dapat ditelusuri sebagai leader agent atau seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi. Judul yang disematkan pada essay ini sangatlah unik karena mengandung empat kata yang jika diartikan secara mendalam merupakan sebuah rangkaian kalimat yang menyiratkan cita-cita besar dari LKMM TM XIII FTI-ITS kali ini. Jika boleh berdeduksi tentang rencana besar dari pemandu LKMM TM merah putih untuk membentuk kader baru melalui LKMM TM XIII FTI-ITS ini, di sana saya membaca sebuah harapan yang membutuhkan kekuatan yang tak biasa bagi kader-kader dari LKMM TM XIII FTI-ITS untuk mengemban amanah selanjutnya.
  Mahapati FTI untuk Negeri, jika diurai dari kata per kata dimulai dari kata Mahapati yang bermakna seorang pemimpin (penguasa) yang memiliki wilayah kekuasaan yang besar, lalu FTI yang merupakan singkatan dari Fakultas Teknologi Industri, mewakili salah satu fakultas besar yang ada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dan yang terakhir yaitu negeri, yang mewakili negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa judul essay yang tersemat ini menunjukkan harapan besar bahwa kader-kader LKMM TM XIII FTI-ITS nantinya akan bisa menjadi seorang Mahapati atau pemimpin yang mewakili Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember untuk berkiprah di negeri tercinta Indonesia. Tentunya melalui jalur yang dapat mengupgrade jiwa kepemimpinan dari kader-kader FTI nantinya, yaitu organisasi. Untuk menjadi seorang Mahapati atau pemimpin besar tidaklah mudah, memerlukan waktu yang tak sedikit dan perjuangan yang melelahkan. Sejak belum terbentuk sebagai manusia di dalam kandungan ibu, kita telah diberikan amanah pertama dari Allah SWT untuk menjadi seorang pemimpin, untuk menuju sebuah tujuan besar untuk menjadi manusia seutuhnya. Di sana kita bukan bersaing satu sama lain, melainkan bahu membahu melindungi satu sama lain untuk melewati segala rintangan untuk mencapai sel telur dan menjadi seorang manusia. Kita telah belajar untuk mengorganisir untuk pertama kalinya, membagi peran untuk saling bekerja sama agar dapat mencapai sebuah tujuan. Mungkin banyak yang tak sepemikiran tentang makna dari peristiwa itu, tapi berbeda pendapat memanglah syarat dari keberagaman. Bukan tanpa makna, analogi tersebut menjadi tonggak awal pernyataan Allah SWT bahwa untuk menjadi khalifah di bumi ini manusia haruslah berorganisasi dan mampu bekerja sama untuk terus bertahan menghadapi tantangan kehidupan. Tak berhenti di sana, saat kita sudah terlahir di dunia pun perintah tersebut tidak berhenti. Sejak SD kita diperkenalkan dengan adanya ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, bendahara, dan sebagainya, yang lebih kita kenal sebagai pengurus kelas. Di sana adalah pengalaman organisasi pertama kita, mungkin. Berlanjut ke jenjang-jenjang berikutnya, kita tak pernah bisa terlepas dari apa yang disebut organisasi. Hingga tibalah kita di sebuah kampus yang mengklaim dirinya sebagai kampus perjuangan yang menjiwai nilai kejuangan Sepuluh Nopember, sebuah institut ternama di indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Di sini sangatlah kental dengan budaya organisasi, dengan tujuan menempa setiap mahasiswa yang ada di dalamnya untuk memiliki nilai kepemimpinan yang tinggi untuk menghadapi persaingan dunia luar yang memang keras. Karena di sini, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, organisasi adalah nafas dari sisi lain kehidupan mahasiswa, yang tak hanya belajar akademik dan sekedar menguasai mata kuliah untuk menjadi istimewa. Dibutuhkan banyak hal daripada hanya sekedar lulus tepat waktu dengan nilai (hardskill) memuaskan, akan tetapi dibutuhkan juga sebuah kemampuan lebih sebagai bekal untuk menghadapi dunia pasca kampus. Banyak orang menganggap mahasiswa organisatoris lebih mementingkan organisasi dan kehidupan sosialnya daripada harus mengurusi kuliahnya. Secara pribadi saya menolak pernyataan tersebut. Mahasiswa organisatoris yang sesungguhnya adalah mahasiswa yang mampu meraih prestasi gemilang di akademiknya, dengan ditunjang softskill khusus dengan aktif pada organisasi yang nantinya mampu mengupgrade nilai kepemimpinannya.
  Karena untuk menjadi seorang pemimpin di negeri ini nantinya tak hanya kualifikasi nilai akademik yang berperan, bahkan hampir 80% adalah nilai kepemimpinan dan sosial yang mendukungnya. Indonesia membutuhkan orang-orang yang tak hanya pintar, tak hanya memenitingkan diri sendiri untuk meraih ambisi kekuasaan, serta tak hanya bisa berbicara di luar kapasitas apa yang tidak bisa ia lakukan. Saya pribadi memilik prinsip, bahwa untuk menjadi seorang pemimpin haruslah memiliki komitmen. Dan di dalam setiap komitmen haruslah meninjau dari kapasitas yang kita miliki. Jika kita merasa mampu untuk menjalankan amanah, maka barulah berkomitmen, karena jika komitmen yang telah kita ucapkan ternyata tak mampu kita laksanakan, maka akan menjadi kesalahan tersendiri bagi kita, dan mungkin hal itu akan menjadikan sebuah kegagalan terbesar dalam hidup kita. Tak bisa dipungkiri, saya pun tak luput dari kesalahan itu. Saya juga pernah berada pada posisi kegagalan itu, terutama saat saya dengan ceroboh mencoba menjanjikan sesuatu yang saya tak mampu lakukan tanpa berpikir sebelumnya. PLH Siklus ITS menjadi saksi akan kelalaian saya itu. Tapi itu masa lalu, dan itulah pengalaman. Oleh karenanya saya ingin menjadikan pengalaman tersebut menjadi cambukan keras untuk hidup saya. Saya pernah mendengar sebuah konsep yang menurut saya tak ada salahnya ketika dijadikan sebuah pijakan, dari seorang guru sekaligus orang spesial saya, papa, beliau pernah berkata, “Pemimpin itu yang bisa bangkit dari keterpurukan, mampu bertahan di dalam kesulitan bagaimanapun caranya, dan yang terakhir adalah mampu memaafkan orang lain dan menyerahkan segala hasil dari ikhtiar yang dilakukan hanya pada Allah SWT.”
       Pada penutup essay ini saya tak akan terlalu muluk untuk berandai-andai menjadi pemimpin. Saya akan mencoba memberikan analogi sebagai kesimpulan judul dari essay ini. Sebelum memimpin orang lain, pimpinlah diri sendiri, karena sesulit-sulitnya memimpin adalah memimpin diri sendiri menuju sebuah pemahaman hakiki dari kepemimpinan. Untuk menjadi seorang Mahapati dari Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTI-ITS) untuk memimpin negeri ini, satu yang dapat kita lakukan, yaitu terus berusaha untuk mengasah nilai kepemimpinan diri kita dengan cara mengupgradenya menuju ke level yang lebih tinggi. Besar kemungkinan, hal itu yang diharapkan oleh pemandu merah putih di Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah XIII Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTI-ITS) di tahun 2014 ini, FTI bersatu, ITS Maju.

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???