Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Wednesday, October 21, 2015

Berguru pada Tiap Insan, Merenung dari Pernyataan

     Hari ini tak ada yang spesial, standar, hanya urutan hari ke-21 di bulan Oktober 2015. Pagi ini kuawali dengan bangun siang pasca Shubuh, karena memang dini hari tadi aku masih bercengkerama dengan orang-orang luar biasa yang bisa dibilang baru mulai mengenal dan mengakrabkan diri sejak satu bulan lalu (tepat pada tanggal 21 September 2015). Oke skip, pukul 9 pagi ini aku telah standby di depan ruang sekretariat jurusan Teknik Material dan Metalurgi, menunggu dosen pembimbing untuk laporan progress survey pasca seminar, diskusi, serta meminta pencerahan. Seperti biasanya, beliau datang terlambat, kubilang biasa karena sejak enam semester lalu aku telah sering berinteraksi dengan beliau di lebih dari tiga mata kuliah.
     Tepat pukul 10.25 WIB aku kembali ke ruangan beliau, disambut baik dengan senyum ramahnya, dan akhirnya bermuara pada petuah-petuah tentang proyek Tugas Akhir yang sedang kukerjakan.
     "Saya harap sambil menunggu bahan yang kamu pesan, kamu nggak diam, lakukan apapun yang bisa kamu lakukan. Kapan kamu trial, Dhik?" tanya beliau ("Dhik" adalah paggilan beliau untuk "Dhika"). Belum sempat aku menjawab, lima detik kemudian beliau melanjutkan dengan satu kalimat yang cukup membuatku freezing.
     "Oh ya, terserah kamu sih ya, toh yang penting nanti kamu harus bisa menyelesaikannya tepat waktu. Kalo sama saya, maksimal Februari kamu udah tinggal nulis laporannya ya, biar pas saya ke Jepang nggak kepikiran kamu," imbuhnya.
     "Wow!!!" batinku tak terucap. "InshaAllah target saya Januari akhir sudah selesai bu, tinggal perendaman saja setelahnya," jawabku optimis.
     Dan percakapan berlanjut panjang, dengan topik yang masih berkutat pada judul yang telah aku seminarkan minggu lalu. Adzan Dhuhur mengakhiri diskusi kami pagi itu, kusegerakan pamit dan menuju mushalla jurusan untuk sejenak berhenti dari aktivitas dunia, berkomunikasi vertikal, seraya mengingatNya dalam lantunan doa-doa. Jam dinding mushalla menunjukkan pukul 12.05 WIB saat aku keluar menuju laboratorium Metalurgi, base camp andalanku di tahun keempat ini. Kuhabiskan waktu di sana untuk browsing jurnal tambahan sambil mendinginkan isi kepala yang mulai panas dengan berbagai macam urusan yang harus menyusup ke dalamnya. Temperatur 23 derajat Celcius berhasil menyamankan diriku siang itu. Sampai sebuah pesan singkat dari aplikasi L*NE berhasil membuyarkan konsentrasi "me time"-ku bersama laptop.
     "Jadi nemenin jam 2 ini?" bunyi pesan tersebut.
     "Ayo bro, aku bertelur di lab nunggu jam 2 nih," jawabku tanpa pikir panjang.
     "Oke, ketemu di jurusan xxx ya, Zha..."
    Dan percakapan singkat tersebut berujung pada klimaksnya ketika angka 14.00 WIB tampil di layar smartphone. Aku berjalan menuju balik banner "Welcome" di jurusan Teknik xxx. Di sana kawanku bersama seorang cowok yang tak lain merupakan ketua HMxxx periode ini sedang berbincang tentang apa yang menjadi tujuan pertemuan kami sejak awal. Percakapan berlangsung hangat, meski tanpa selingan senda gurau. Hingga suatu percakapan mengenai kaderisasi berhasil menyadarkanku tentang sesuatu.
     "Angkatan 2015 kami treatment berbeda dari sebelumnya kok, mas!" ujarnya singkat.
     "Hmm? Berbeda maksudnya?" tanyaku
   "Ya salah satu contohnya adalah tentang pergeseran treatment kepada mahasiswa baru yang biasanya lebih menekankan pada 'bekerja di bawah tekanan', ya itu baik. Tapi karena hal itu kita lupa bahwa manusia juga harus mampu bekerja saat dia tak mendapatkan pressure apapun dari sekitarnya. Itulah yang menurut saya membangun inisiatif, dan sejauh ini mereka jauh lebih inisiatif dibanding angkatan saya," terangnya.
     "Boom!!!" pikiranku menerawang jauh, bukan pada konsepsi sempit tentang kaderisasi mahasiswa baru, akan tetapi tentang manusia, kotak ajaib yang melupakan jati dirinya.

    Ya, ini puncak dari tulisanku kali ini. Lalu apa hubungannya pernyataan tersebut dengan prolog panjang tentang Tugas Akhir, dosen pembimbing, dan aktivitasmu hari ini? Jawabannya BANYAK, karena itu semua saling berhubungan. Mari kita berfokus pada kalimat "kita lupa bahwa manusia juga harus mampu bekerja saat dia tak mendapatkan pressure apapun dari sekitarnya". Menurutku pernyataan ini menarik, dan justru menampar bagi siapapun yang sadar serta memahami maknanya. Manusia terlalu sibuk membangun anggapan bahwa bekerja di bawah tekanan adalah penting untuk membangun endurance. Ya itu tak salah, tapi yang salah adalah justru kita yang lupa bahwa saat tanpa pressure pun manusia juga harus bisa bekerja. Tak jarang aku temukan (tak terkecuali dalam diriku sendiri) ketika ada di bawah tekanan manusia menjadi giat dan bergairah tinggi untuk mencapai sesuatu yang ia idamkan. Tapi saat semuanya selesai, tekanan menghilang, apa yang terjadi? Kita sering lalai untuk menemukan gairah dan semangat untuk menyelesaikan hal-hal penting lain (karena sifatnya yang tak ber-deadline). Seperti halnya Tugas Akhir, dosen pembimbing hanya memfasilitasi dan membimbing jika kita ada kesulitan, sedangkan urusan progress lambat atau bahkan mengalami stagnasi, itu sepenuhnya urusan kita. Karena segala hal tergantung diri kita masing-masing, masih mampukah kita menemukan spirit di tengah kondisi tanpa tekanan? Juga menemukan jawaban atas pertanyaan, masih mampukah kita berinisiatif menyusun rencana terbaik kita tanpa deadline pasti (seperti yang diberikan lingkungan/orang lain)?

     Padahal telah jelas bahwa:
     "Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah urusan yang lain..."
     (Q.S. Al Insyirah: 7)

Sekali lagi, itu semua tergantung diri kita masing-masing.

     Tanpa ada niatan menggurui dan sok tahu tentang sesuatu, tulisan ini lahir hanya sebagai otokritik bagi diriku sendiri. Serta sebagai rasa syukur untuk aktivitas luar akademik yang aku lakukan sebagai bagian dari "tim 12" (yang baru sebulan ini terbentuk) dapat menjadi sumber pembelajaran lain dalam kehidupanku.
     Semoga Allah SWT selalu memberikan peringatan dan senantiasa membimbing kita di jalan yang Dia ridhai. Aamiiiin...

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???