Pecah...
Sudah lama aku menantinya
Cerita ini terulang dengan indahnya
Aku iri pada mereka yang selalu ada bagi bangsa
Pencarian jati diri ini dimulai ketika negeri berada di dalam cengkeraman
Enyah...
Penjajah tak ada lagi kini
Hanya tinggal puing puing lara yang abadi
Tapi sekali lagi aku merasa sakit hati
Pada mereka yang mampu berjuang memberi arti
Lumrah...
Pantas saja kami diincar
Karena aku juga baru sadar
Ternyata bangsa ini berpotensi besar
Tak hanya bisa gusar dan mencecar tapi berani membongkar
Cerah...
Masa kelam telah punah
Rasa iri ini telah hilang musnah
Tak hanya mampu gegabah dan menyergah
Aku telah sepenuhnya menjejak tanah
Berkah...
Pahamilah bahwa ini bukan sekedar pemberian
Ini sebuah perjuangan panjang yang melelahkan
Bukan hadiah ataupun kado kekalahan
Inilah jawaban dari pemikiran panjang tentang kemerdekaan
Merah...
Warna keberanian yang tak padam
Selalu berkibar tanpa bergumam
Ada di pucuk tertinggi tiang andang-andang
Bersanding dengan putih sang suci dalam renungan
Patah...
Berulang kali keberanian ini memudar
Bagai singa tanpa cakar
Andai para pejuang masih ada untuk bersandar
Ah bodoh! Sekarang akulah yang berpendar
Indah...
Bukan tentang apa yang telah terjadi
Janji ini telah terpatri dalam hati
Tak hanya menjadi seonggok babi tak bernyali
Karena ini Indonesia, dan aku tak bangsai
Rekah...
Bersiap untuk berkiprah
Bukan hanya menggubah atau juga berkilah
Karena rahasia akan segera terdedah
Tentang istimewanya negeri ini MashaAllah
No comments:
Post a Comment
Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...