Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Thursday, March 16, 2017

"ICD: It Called Destiny" (NCU ICD Untold Story) - Part 2

PROLOG:
Wah, sudah masuk ke part selanjutnya rupanya. Lalu akan ada apa saja di sini? Banyak hal terjadi di bagian ini, siap-siap kencangkan sabuk pengaman, terutama pengaman anti baper, karena kemungkinan besar kalau salah tangkap maksud, emosi kalian akan teraduk-aduk tak karuan. Tapi sebelum baca bagian ini, cek lagi, sudahkah part 1 terbaca dan dimengerti?

Dan drama berlanjut, pergantian pemain di kursi Sutradara ternyata benar-benar terjadi. Kejadian ini memantik diskusi tentang banyak hal, terkait tanggung jawab, permasalahan klasik mahasiswa: akademik vs non akademik, juga hubungan baik antar manusia. Dari mulai kabar yang tersiar sampai realita yang tidak terbukti, semuanya memancing emosi kala itu. Meski akhirnya mengendap tak berlanjut, karena memang permasalahan ini disadari bersama sebagai ranah personal yang bisa diselesaikan tanpa embel-embel hal yang lebih besar.
"Rek, bantu kami bawa barang-barang ya nanti pas pulang. Maksudnya jemputin dari bandara sampai ke kampus!" tulis beberapa orang yang bertanggung jawab mengemban titipan banyak hal dari tanah air.
Tak terbayangkan, sekitar 30 kilogram (atau mungkin juga lebih) kebutuhan NCU ICD 2017 yang dibawa dari Indonesia membuat beberapa orang harus merelakan space bagasi pesawatnya untuk barang kita bersama. Untungnya "mereka" mau merelakannya, demi sebuah tanggung jawab: terlaksananya tujuan mulia atas nama Indonesia di negeri separuh tirai bambu.

Beragam latihan digelar, dari mulai latihan-latihan biasa yang bertempat di gedung perkuliahan Engineering 5, hingga dua kali menyewa Grand Lecture Hall demi merasakan taste dan blocking panggung yang sempurna, semuanya diniatkan hanya demi keberhasilan acara.


Divisi Acara yang seringkali menerima cercaan dan limpahan kesalahan di bulan-bulan awal pasca terbentuknya panitia (November-Desember 2016) kini telah menerapkan hal berbeda. Koordinatornya telah banyak belajar dan lebih bersabar dalam menghadapi kebandelan bawahan-bawahannya. Jujur, saya salut padanya, meski tanpa kusebutkan dengan gamblang siapa namanya, lewat tulisan ini kurasa sudah sangat jelas siapa yang kumaksud. Yah, meski tetap saja, tiada gading yang tak retak, usahanya tetap kuanggap luar biasa. Off hat for you, bro!!!

Pasang wajah sok serius dulu boleh kali ya, anyway here he is...
Oke, semakin dekat hari-H nampaknya pressure semakin ngawur dan tak karuan. Giliran divisi Publikasi dan Dokumentasi yang menerima terpaan "kehilangan pemain". Orang-orang yang menempati pos-pos penting dan telah berkomitmen di awal untuk maksimal dalam menggarap "pekerjaan para seniman" untuk NCU ICD 2017 rupanya sedang terlena dengan janjinya sendiri, atau bahkan mungkin lupa. Hingga akhirnya turunlah para tetua-tetua untuk menggarap divisi krusial "marketing lambe turah" untuk acara ini. Dari mulai koordinator tahun lalu sampai mahasiswa yang sering disebut-sebut sebagai POKEMON LANGKA pun turun gunung. Impact-nya?

So powerful, mereka berhasil memberikan dukungan penuh terhadap divisi yang sempat galau karena berjalan gontai sendirian, kepala tanpa badan. Sengaja video-video teaser itu dituliskan siapa saja orang-orang yang terlibat di deskripsi credit-nya, demi satu hal: "Mempersembahkan apresiasi setinggi-tingginya terhadap setiap elemen yang membantu terciptanya suguhan-suguhan luar biasa yang bisa dinikmati khalayak jama'ah fesbukiyah lewat fanspage resmi NCU Indonesian Cultural Day."

Ini dia si abang "pokemon langka" yang sempat saya singgung di paragraf atas

Sayang banget di frame ini Pubdoknya ngga fullteam, eh by the way team-nya siapa aja ya?
Sampe lupa, saking seringnya ketemu...
Oke, itu tadi cerita pra hari-H (meski foto-fotonya semua pas hari-H), tapi ceritanya nggak berhenti di sana lho. Eh, maaf ada yang kelupaan, divisi-divisi yang nggak saya ceritakan di sini bukan berarti nggak berkesan atau apa lho ya, malah justru saya salut sama divisi-divisi yang tak terpanggil di untold story series kali ini, karena kalian berhasil menyelesaikan permasalahan dan dinamikan divisi kalian dengan sangat amat smooth.

Cerita hari-H dimulai pada hari pertama, Exhibitions day. Sebenarnya nggak dimulai saat itu sih, karena sebelumnya seperti yang saya ceritakan di part 1, dan selebihnya tak perlu saya jelaskan lebih lanjut karena takut akan ada yang sakit hati, meski syarat utama baca post ini cuma 1: dilarang baper, tapi wajib peka untuk memperbaiki diri.
"Eh mbak, ngapain bawa kursi diangkat-angkat gitu?"
"Aku pengen ngepruk uwong karo kursi iki oleh ga?"
Yah, setidaknya itulah salah satu percakapan yang muncul akibat efek miss-koordinasi yang "lumayan" parah dari orang yang menggawangi divisi tersebut. Jadi, masih perlu diceritakan? Saya rasa tak usah saja lah ya.

Dan hari pertama pun berakhir, dengan percikan-percikan kecil api yang belum padam. Karena masalah masih ada, bahkan sudah hampir klimaksnya.

Dan senyum semangat hari pertama ini masih belum boleh padam!!!
Oke, the second day begin! Kabar kurang sedap menyebar untuk hari kedua, bahkan keberhasilan hari kedua ini di ujung tanduk. Dua kubu yang (seolah) terbentuk akibat kabar kurang sedap ini sama-sama tak ada yang mau menurunkan ego untuk "bertemu sekali lagi", duduk bersama menyelesaikannya. Kala itu hanya tulisan-tulisan himbauan yang tersebar, dan dijadikan pijakan untuk saling memperkeruh suasana oleh orang-orang yang tak paham, atau tak mau memahami tapi ingin ikut ambil bagian di dalamnya. Entah menjadi bagian yang ikut memperparah atau bagian yang ikut menyelesaikan.

Topik "kroscek/tabayun" pun menjadi santer terdengar kala itu (bahkan sampai pasca acara), meski ironisnya: justru orang yang menyuarakan topik tersebut ternyata juga merupakan bagian dari yang memperkeruh suasana dengan "menyebarkan sebuah pesan (yang seharusnya) ditujukan pribadi, kepada orang lain yang sebenarnya tak seharusnya membaca". Apa yang dirasakan saat itu? Satu frasa lagi kembali terpikirkan: KALANG KABUT.

H-3 jam acara dimulai, dan kondisi sangat amat tidak ideal. Jika tak ada yang berani mengorbankan diri dan babak belur dengan dikira menjadi pembela salah satu pihak, mungkin hari ke-2 akan kehilangan taste-nya dengan melakukan skip pada salah satu pertunjukan tari. Dan bagian registrasi serta konsumsi akan jatuh pingsan meng-handle semuanya dengan resource seadanya, mengingat pengunjung saat itu membludak hingga lebih dari 550 orang.

Jadi? Apa yang terjadi kala itu?

Ada "dua anak (yang sempat disebut) kemarin sore", entah dapat ilham dari mana, tiba-tiba (mungkin dianggap) sok sokan membagi peran untuk lobbying ke dua belah pihak yang (seolah) membentuk kubu ini. Tujuannya satu saat itu: HARI KEDUA TERLAKSANA, dan tak ada pihak yang terluka. Waktu terus berjalan, H-120 menit acara berlangsung kondisi belum kembali normal. Masih compang-camping dan tak banyak perubahan. Lobbying via pertemuan langsung, via telepon, dan via messenger telah dilakukan kepada tiap-tiap sesepuh yang dianggap bisa mendamaikan kala itu. Terakhir, kami segenap panitia sambil tetap mempersiapkan booth, registrasi, juga belakang panggung, hanya bisa berdoa dan pasrah agar masalah saat itu selesai dan "panitia kembali utuh" memperjuangkan hari terakhir.

Enam lebih empat puluh lima menit, sudah molor 15 menit dari dimulainya acara. Ada satu kabar lagi yang muncul dari HT orang-orang di belakang panggung: Dean of NCU OIA belum datang, 10 menit lagi katanya, padahal di awal beliau harus sambutan. Tamu sudah datang, semua divisi sudah menempati posisi masing-masing, hanya grasak grusuk penonton yang terdengar saat itu. Eh, satu lagi sih, kresek kresek suara HT dari berbagai manusia yang memegangnya. Bingung? Jelas, saat itu pressure sudah sangat amat tinggi.

Perlu dilanjutkan? Kok saya pikir makin ngenes ya kalau untold story-nya harus kebuka semua? Menurut kalian gimana?

Betapa puasnya bagi orang-orang belakang kamera melihat obyek bidikannya tersenyum bahagia

Panitia/talents/ dan orang-orang yang selalu berusaha tegar dan tabah di segala kondisi
Dan melihat senyum bahagia mereka, senyum bahagia kita semua, saya rasa untold story bagian hari ke-2 ini ada baiknya saya sudahi saja. Intinya acara hari kedua berjalan sangat amat lancar saat pertunjukan berlangsung, hingga bersih-bersihnya, meski sempat dagdigdug lagi saat sekitar sepuluh menit awal tiba-tiba laptop yang terkoneksi dengan proyektor penampil video utama/background/slide kami hang sebelum akhirnya berhasil diatasi.

Banyak pembelajaran yang ada di cerita beberapa bulan ini. Jujur ini kali pertama setelah tiga tahun ke belakang saya tak memegang sebuah kepanitiaan besar sebuah acara. Dan kerinduan tentang hectic-nya mendesain poster, menjadi admin fanspage, mengambil cetakan flyer sambil diomeli dalam bahasa Mandarin oleh sang laoban, hingga kericuhan di hari-H, semuanya terangkum dalam TAKDIR indah bersama "kalian".

Kalian yang kumaksud di sini bukan hanya panitia super yang mengawal terlaksananya NCU ICD 2017, akan tetapi segenap pengurus PPI NCU 2016/2017, panitia NCU ICD 2016, pengurus dan jamaah NCU MC, NCU OIA, serta setiap elemen (yang tentunya susah jika disebutkan satu per satu) yang membantu terlaksananya kegiatan ini hingga tuntas.

Terima kasih...

Dedek-dedek overseas (mahasiswa S1 asal Indonesia) di NCU

Salah satu punggawa NCU Student Ambassador
yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya mengawal NCU ICD 2017
Sebagai penutup, saya sengaja menampilkan foto-foto absurd yang tak jelas apa maksudnya.
Perkenalkan, beliau mas Fei, anak gaul dan terhitz Taiwan dengan tongkat ajaibnya: read tongsis dengan ujung Go Pro
Manusia-manusia super yang jujur saya "off hat" untuk kalian!
Tak lupa juga saya sampaikan terima kasih kepada dulur sepercangkrukan selama saya masuk NCU September 2016 lalu sampai saat ini, kalian yang berhasil menyeret saya untuk terlanjur nyemplung di dinamika ke-mahasiswa Indonesia-an NCU
EPILOG:
Sungguh tak ada kata-kata terbaik yang mampu saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu proses pendewasaan saya, "si anak kemarin sore" ini dalam melakukan tugasnya divisi Publikasi dan Dokumentasi, dalam memupuk keberanian untuk ambil risiko babak belur meng-handle masalah, dan juga dalam segala hal yang jelas jika saya sebutkan tulisan ini tak jadi masuk bagian EPILOG. Saya cukup banyak belajar lewat kegiatan ini, NCU ICD 2017, sebuah kegiatan mulia yang tak lain dan tak bukan berhasil memberikan salah satu kesan terindah bagi saya hingga saat ini, sekali lagi TERIMA KASIH.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBERIKAN KADO TERINDAH
KEPADA SAYA DI TAHUN 2017 INI

Dan spesial untuk mas Hadis, koordinator divisi Perlengkapan (si mesum) yang telah luar biasa mengajarkan kesabaran dalam menghadapi kondisi apapun. Se-dibantu atau tidak-nya dirimu, kamu tetap berterima kasih dan tak pernah marah dalam menghadapi setiap anggotamu, juga panitia yang lain. Semangat kawan!!! Jangan bosan jika hingga akhir cerita kita di sini (di NCU), wajah kita saling bertemu dan sering bertegur sapa...

2 comments:

  1. jelas bakal ketemu lah.. kan ketua ppi 2017 dan wakilnya wkwkwkwkwkwkwk~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahaha, dan doanya meleset dikit ya mbak :3
      InshaAllah di manapun berkaryanya tetep saling mendukung kok ya...

      Delete

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???