Description

"Who you are, depends on what do you think about GOD and yourself."

#KotakAjaib
Copy-Paste boleh, asal cerdas! Jangan lupa cantumkan sumbernya ya...
http://tanpa-inspirasi.blogspot.com/

Wednesday, January 4, 2012

Kejujuran di Mata Egoisme

Kesempatan, waktu yang tepat, kondisi yang memungkinkan,
mood yang memang cocok, dan pikiran yang sedang mau menerima segala hal.
Kebanyakan timing itulah yang ditunggu oleh setiap orang,
pastinya,
untuk membicarakan sesuatu, untuk mendiskusikan permasalahan,
tapi utamanya yang penting, berat, dan menjemukan.
Yang menjengkelkan, menyedihkan, dan memancing kemarahan.
Tapi pernah tidak kita berpikir,
jika momen seperti itu sangat sulit ditemukan,
sangat sulit diciptakan, dan sangat sulit diterima.

Saat ada waktu yang benar - benar tepat,
kondisi yang tidak memungkinkan, entah itu fisik ataupun pikiran,
termasuk mood, mental, dan perasaan,
pikiran yang terbuka, yang siap menerima segala hal,
mustahil ada secara bersamaan.

Jadi, kalau begitu, tak mungkin untuk berkata jujur.
dan tak bisa dipungkiri, kondisi tersebut semakin menekan sang pembawa informasi.
tapi tak pantas juga disebut pembawa,
karena itu tak seberapa,
mungkin lebih tepat disebut penyampai berita.

Semuanya akan penuh dengan perasaan tertekan, meskipun seseorang yang seharusnya menerima berita tak bereaksi apa - apa,
karena memang belum mendengar apa - apa.

Sebuah kejujuran tak akan pernah tercipta di dalam situasi seperti itu,
kapanpun, sampai dunia berputar berbalik arah pun,
tak akan pernah tercipta kejujuran,
sebelum sang penerima informasi mau membuka diri dan berpikir logis,
serta mau menerima kenyataan.

Di sinilah peran Fase Sinkronisasi Pemikiran dipentingkan,
diharapkan, serta distimulasi untuk mampu menyertai di setiap pemikiran,
mengapa tokoh dalam film selalu berakhir dengan beberapa kemungkinan?
Itu semua karena di dunia ini tak ada sesuatu yang pasti,
kalaupun hari ini film berakhir dengan bahagia,
belum tentu besok akan berakhir sama, bisa sedih, bisa gundah, bisa saja abstrak.

Nah, begitu pula pemikiran manusia,
bukan dalam hitungan hari,
dalm hitungan detik pun bisa jadi berganti hingga lebih dari 10 kali,
Itulah keunikan manusia,

Tapi dalam keunikannya itu,
pernah tidak sebentar saja merenungkan tentang perasaan orang lain?
yang aku bicarakan di sini bukan dari sisi si penyampai berita,
tapi si penerima informasi.

Jika dia saja tak mau menerima hal buruk yang terlontar,
yang diucapkan si penyampai,
lalu bagaimana juga penyampai ini akan melepaskan beban yang ditanggungnya?
beban lelah untuk menghafal apa yang ingin disampaikan,
beban pemikiran tentang masalahnya sendiri,
beban takut akan kekecewaan yang akan muncul dari si penerima berita,
itu semua,
siapa yang akan memikirkannya?
penerima kah?
tak mungkin.

Sungguh tak adil sebenarnya,
jika penyampai informasi yang mengatakan sesuatu dengan apa adanya,
dianggap sebagai seseorang yang membuat kekacauan,
jika apa yang telah ia sampaikan menyinggung si penerima berita,

Lalu bagaimana jika si penyampai tak mau menyampaikannya?
pastilah dia bersalah,
kesalahan yang besar pada akhirnya,
karena si penerima tak pernah mendengar pesan yang sebenarnya.

Itulah kesalahan kita,
kesalahan manusia,
kesalahan makhluk dengan seonggok daging dan darah yang hanya ditopang dengan benda - benda rapuh yang sekilas tampak kuat,
yang mengaku sebagai khalifah bumi,
tetapi justru merusaknya dengan saling menyakiti sesamanya sendiri,

Ah, tapi di kalimat akhir tadi janganlah diartikan dengan picik,
itu berarti luas,
yang kumaksud di sini adalah kau, kalian,
orang - orang yang selalu mengeluh, bersedih, marah,
dan berbalik mencibir kepada orang yang mengatakan kenyataan,
yang entah itu dianggap cemoohan, kritikan, hinaan, juga cibiran.
Itu semua kebodohan kalian,

Tahukah sebenarnya apa maksud mereka yang berkata dengan apa adanya itu?
mereka hanya ingin mengungkap kebenaran, kenyataan,
dan bersikap adil,
karena manusia ada untuk saling mengingatkan,
saling memberikan masukan,
saling memotivasi,
tentunya dengan cara masing - masing,

Bukalah mata kalian,
tajamkan pendengaran kalian,
dan lapangkanlah pemikiran dan hati kalian,
karena yang ingin dimengerti bukan hanya obyek,
tapi subyek pun serba salah jika kalian selalu berkelit,
bukan dari apa yang disampaikan,
tapi dari kenyataan,
yang sebenarnya hati kalian pun mengiyakannya,
tapi logikamu telah tumpul,
tertutup kesombongan dan ketidakwarasan.

No comments:

Post a Comment

Budayakan comment di setiap situs yang anda kunjungi...
Untuk memulainya, silakan dibiasakan di dalam blog Pujangga Tanpa Inspirasi!!
Terima kasih, Thank You, Gracias, Merci, Syukron, Matur Suwun...

Wanna support???