Ya, dan malam itu kembali lagi.
Kebersamaan tiga malam di desa itu kembali
terasa, meski tak lengkap kesemuanya, ada saja keasyikan yang terbawa. Tak lagi
ada mention tentang godokan bayem di malam
itu, karena memang sedang tidak pas untuk dibicarakan, entah mengapa. Mungkin
karena momennya sedang tidak tepat pasca evaluasi yang aku sendiri tak hadir di
forum jajak pendapat tersebut. Kusebut jajak pendapat karena di dalam
bayanganku hanya akan menjadi forum dua arah antara beberapa orang saja disana,
yang memberikan masukan dan mungkin juga kritik pedas, dan juga sedikit
pembelaan dan penyamaan persepsi. Dan ternyata memang benar seperti itu. Jujur
andaikata aku ikut di forum evaluasi kemarin aku akan langsung menyudahi saja
forum tersebut, karena tak ada yang perlu dievaluasi. Kesalahan yang terjadi
selama acara tak ada yang bisa sepenuhnya disalahkan secara personal, karena
disana kita semua salah jika memang benar-benar ada kesalahan. Ini acara
perdana, acara besar pertama yang menyatukan "kita" para Organisasi
Mahasiswa. Meski awalnya ini adalah proker dari salah satu dari kita, aku pikir
ini tak masalah, tak ada yang superior disini, yang ada hanya kita. Organisasi
Mahasiswa yang ingin berkontribusi nyata untuk daerah asalnya. Ya seperti ini
wujudnya, salah satu gerakan konkret. Justru seharusnya kita berterima kasih
kepada si Ormada pelopor, bukan malah menghujatnya, karena belum tentu yang
lain mampu mengawalinya. Ini saatnya kita menyelaraskan diri.
Haha, dan prolognya disudahi saja ya,
karena sepertinya tak ada ujung jika dibahas terlalu mendalam.
Lupakan sejenak semuanya, sebelum dimulai
lagi menyusun laporan pertanggung jawaban acara kemarin (ucapan ini setulus
hati buat ketua pelaksana dan segenap Pengurus Harian Ormada pelopor acara
kemarin). Jumat malam, dua Agustus 2013, hari ini ada agenda buka puasa bersama
lagi. Entah apa yang dipikirkan, tak bosan-boasannya buka puasa bersama,
padahal sudah dilakukan tiga hari berturut turut saat di desa itu. Juga sahur
bersama yang berlangsung tiga malam berturut-turut juga. Tapi tak perlu lah
dipikirkan apa maksudnya, yang pasti akan ada lagi kegilaan di sana, di acara
buka puasa bersama kali ini. Ada sekitar sebelas orang yang ikut di dalam acara
kemarin. Warung Nasi Goreng Kampung jadi pilihan buka puasa bersama kali ini,
yang artinya rencana untuk buka puasa di rumah salah satu orang berpengaruh di
Ormada asal Semarang batal dilaksanakan. Di sana kami memilih tempat lesehan yang letaknya paling pojok, dekat
tempat sholat yang berkapasitas maksimal empat orang bertubuh normal. Acara
tersebut berlangsung sederhana, tak ada yang mewah. Hanya saja ada acara Ramadhan Music Box (entah
namanya benar atau salah) keliling dari salah satu merek rokok baru dari
produsen ternama. Makin malam makin ramai saja, meski lagu yang dinyanyikan
sang vokalis dari band akustik yang tampil adalah lagu-lagu
galau. Kami sholat bergantian di tempat sholat, dan tibalah di saat para lelaki
tak tahu diri yang masuk di tempat sholat tersebut. Sudah pada besar, badannya
juga nggak kecil, gempal semua, tapi kelakuan masih pada unyu
(--"). Imam sholat rela membatalkan takbir dan niatnya hanya karena
perintah sang makmum termuda untuk geser dan memajukan posisi sholatnya. Tawa
pun pecah seketika, para makmum yang akan mulai khidmad dalam melafalkan niat
sholat maghrib pun kehilangan konsentrasi karena kata-kata tambahan dari sang
imam, "Sek onok peng pindho maneh kok jatah batalku."
(Indonesian translate: "Masih ada dua kali lagi kok kesempatan
batalku."). entah apa yang dipikirkannya. Dan sholat maghrib berlangsung
normal seperti biasa, tiga rakaat.
Kegiatan setelah ini yang akan jadi cerita
menarik. Sebelas orang yang sedikit waras (banyak enggaknya) ini memutuskan untuk
pergi ke alun-alun. Sesaat sebelum berangkat ada yang nyeletuk, "Lho, nek
kumpul nggak tau ndang teraweh bareng." (Indonesian translate:
"Lho, kalau kumpul nggak pernah tarawih bareng."). Dengan
entengnya aku pun menjawab jawaban yang sama ketika dulu di desa ada yang
mengatakan hal serupa, "Heh, isya' lho waktune dowo sampe meh shubuh,
teraweh yo sunah, isok munfarid." (Indonesian translate: "Heh,
isya' lho waktunya panjang sampai menjelang shubuh, tarawih juga sunah, bisa
munfarid.") tentu saja dengan nada bercanda, meskipun akhirnya benar-benar
dilakukan (--"). Di perjalanan menuju alun-alun malam itu, satu-satunya
Srikandi dari salah satu Universitas ternama di Surabaya memisahkan diri karena
harus pulang. Kami bersepuluh tiba di alun-alun kota Bojonegoro, bertepatan
dengan adanya acara Bojonegoro Art Exhibition 2013 yang disponsori oleh salah
satu provider ponsel ternama di Indonesia. Sejenak kita menikmati, atau lebih
tepatnya mengamati dari jauh acara tersebut, kami memutuskan untuk pergi dan
menyewa becak cinta (sebutan untuk kendaraan beroda banyak dengan lampu
berkelap kelip dan memutar lagu-lagu, hasil modifikasi dari becak/sepeda yang
dapat dikendarai banyak orang). Tanpa harus menyebukan nominalnya, yang pasti
kami berhasil menawar kendaraan tersebut untuk dua kali putaran alun-alun
dengan bersepuluh. Meski harus berdesakan, tapi sesi foto-foto pun tak
terhindarkan. Tak lupa sebelum putaran pertama selesai, kamu berhenti di salah
satu stan penjual kembang api, dan membeli satu buah firework for party dan
empat buah kembang api kecil biasa. Kami tenang-tenang saja, karena yang merogoh kocek kali ini
adalah salah satu orang berpengaruh di Ormada dari kota Semarang. Lalu
perjalanan berlanjut ke putaran selanjutnya, setelah sebelumnya bertemu dengan
salah satu member dari kegilaan yang berlangsung di desa kemarin, tetapi dia
tak ikut buka puasa bersama. Akhirnya dengan berharap tidak ketahuan dengan
sang pemilik becak cinta, kami pun menaikkan dia. Jadilah kami bercinta (maksudnya
naik becak cinta) bersebelas orang. Dan di akhir putaran, kami turun dan
membayar biaya sewa.
Agenda berlanjut untuk membuat keributan
(menyalakan kembang api) di tengah lapangan sepak takraw alun-alun. Setelah
berhasil menyalakan empat kembang api kecil dengan rokok dari ketua umum Ormada
pelopor acara kemarin, kami meminjam, atau lebih tepatnya meminta, korek api
pada sekelompok anak muda (ih, sok tua banget) yang lewat di dekat kami.
Aku jadi pemegang kembang api besar itu, karena alasan klasik, yang lainnya belum
pernah menyalakannya (padahal mungkin mereka takut ^_^v). Enam letusan kembang
api pun berakhir. Dan kami masih bercanda di tengah lapangan dengan background anak-anak kecil
yang bermain motor trail mini
dan ATV disana. Tanpa disuga ternyata
anak-anak muda yang koreknya kami pinjam juga menyalakan kembang api besar, ada
empat kembang api yang mereka letuskan, dan kami menikmatinya malam itu. Itung-itung pesta kembang
api gratisan bareng-bareng.
Dan malam itu kami lanjutkan dengan kembali ke parkiran motor, sejenak
menyaksikan stand up comedy dari
acara Bojonegoro Art Exhibition 2013 yang diakhiri dengan quote penutup dari
sang standers (emang
bener ya ini sebutannya? Ngasal
aja lah), "Aku cinta banget sama yang namanya uang, sampai-sampai
malam ini dompetku kosong, karena apa? Karena aku tahu, cinta itu tak selamanya
harus memiliki." Haha, dan tepuk tangan pun mengakhiri tawa. Kami yang
mungkin sudah bosan, mulai bingung ingin melakukan apa, ada yang berencana ngopi bareng, tapi aku memilih
pulang. Karena kerja sambilan, ngopi itu hanya
berlaku di kota perantauan, Surabaya, buatku. Kalau di rumah (Bojonegoro) libur
dulu deh.
Bukan latar belakang sekolah ataupun
perguruan tinggi yang membawa keakraban kami, tapi kesamaan visi untuk saling
bekerja sama tanpa tendensi persaingan yang menyatukan kami. Semoga momen malam
ini tak menjadi akhir dari pertemuan kami dan juga tali silaturrahmi kami.
Jangan pernah menjadi eksklusif dengan kesombongan dan kebanggaan terhadap diri
sendiri, pun juga jangan pernah merasa rendah diri, karena di dunia ini kita
tak sendiri, ada orang lain di sekitar kita. Disadari atau tidak, kenal atau
tidak kenalnya kita dengan mereka, mereka juga berperan dalam pendewasaan kita.
OZA.. emang aneh ya, kita baru aja ketemu, mungkin baru 3 kali atau malah sekali dan kontak cm lewat sosmed trmsuk sms.. tapi kita bisa seakrab itu kemarin.. dan segila 4 hari 3 malam itu..
ReplyDeletethanks
iya mbak :)
DeleteKita menggila lagi kapan2 ya, haha...